Gerakan Hamas mempunyai perangkat untuk menutupi kekosongan kepemimpinan. Demikian dinyatakan Wakil Sekretaris Gerakan Jihad Islam, Muhammad Al-Hindi dalam wawancara dengan Aljazeera, menaggapi terbunuhnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyah.
Haniyah terbunuh bersama pengawalnya akibat serangan misil terhadap kediamannya di Teheran, Iran pada Rabu, (31/7). Haniyah berada di Iran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
“Hamas adalah gerakan yang besar, yang mempunyai perangkat untuk mengisi setiap kekosongan dari mangkatnya pemimpin,” kata Al-Hindi.
Kata Al-Hindi, kami dalam peperangan sengit selama sepuluh bulan ini tidak heran dengan upaya Israel membunuh para pemimpin perlawanan. “Pembuhan terhadap pemimpin Hamas dan kelompok perlawanan lain bisa terjadi kapan saja. Karena itulah ada perangkat untuk mencegah kekosongan (pemimpin).”
Al-Hindi mengatakan Hamas akan segera mengangkat pemimpin baru. “Dalam waktu dekat, Insya Allah dalam hitungan jam, tanpa ada keraguan.”
Dia menjelaskan Israel berharap pembunuhan terhadap pemimpin perjuangan bisa melemahkah perjuangan Palestina. Israel dulu membunuh Syaikh Ahmad Yasin, atau juga Fathi Shaqaqi, tetapi malah membuat persatuan kelompok perjuangan semakin kuat.
Al-Hindi mengatakan, semua aksi Israel selama sepuluh bulan di Gaza adalah kejahatan terhadap warga sipil. Katanya, pembunuhan terhadap pemimpih perjuangan adalah bukti kekalahan Israel di medan perang.
“Insya Allah, akan ada balasan atas hal ini,” kata Al-Hindi.
Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyah dibunuh di Iran
Baca juga: Haniyah terbunuh, Hamas: Ini adalah jihad, kemenangan atau kesyahidan