Saturday, July 26, 2025
HomeBeritaHamas serahkan respons draft gencatan senjata ke mediator, negosiasi dijadwalkan di Italia

Hamas serahkan respons draft gencatan senjata ke mediator, negosiasi dijadwalkan di Italia

Harapan baru untuk menghentikan perang di Gaza kembali muncul setelah Hamas menyatakan telah menyerahkan tanggapan resmi kepada para mediator atas usulan gencatan senjata.

Sementara itu, pembicaraan tingkat tinggi dijadwalkan akan digelar di Italia dalam waktu dekat, dengan melibatkan sejumlah tokoh penting dari kawasan Timur Tengah.

Dalam pernyataan singkat melalui kanal Telegram pada Kamis dini hari (24/7), Hamas menyebut telah menyampaikan respons mereka, bersama tanggapan dari faksi-faksi Palestina lainnya, kepada para mediator.

Meski demikian, detail isi tanggapan tersebut belum diungkap ke publik.

Sementara itu, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat (AS) mendukung upaya untuk mencapai gencatan senjata secepat mungkin, bersamaan dengan pembebasan para sandera yang masih ditahan.

Utusan khusus AS, Steve Witkoff, direncanakan bertolak ke Eropa untuk bertemu dengan para pejabat Timur Tengah dan membahas proposal terbaru tersebut.

Menurut laporan sejumlah media di AS dan Israel, pertemuan itu akan berlangsung di Italia dan akan dihadiri oleh para pejabat tinggi dari negara-negara kawasan.

Mandat baru untuk delegasi Israel

Di sisi lain, perkembangan mencolok terjadi di pihak Israel. Lembaga Penyiaran Publik Israel (KAN) mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa tim perunding Israel di Doha telah memperoleh mandat baru untuk membahas penghentian perang bersama para mediator.

KAN juga mengutip pernyataan sejumlah menteri Israel bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu—yang saat ini berstatus sebagai tersangka Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza—berkeinginan mengakhiri perang ini dalam fase gencatan senjata mendatang.

Beberapa sumber keamanan yang dikutip menyebutkan bahwa melemahnya kekuatan militer Israel di Gaza menjadi salah satu faktor utama di balik sikap terbaru Netanyahu dan Kepala Staf Eyal Zamir.

Mereka dikabarkan menyadari bahwa kondisi di lapangan kian sulit diabaikan, termasuk desakan yang terus meningkat dari publik Israel agar perang segera dihentikan.

Tuntutan dari pihak Palestina

Dalam laporan terpisah, harian Israel Israel Hayom mengungkapkan sebagian isi perundingan yang tengah berlangsung di Doha.

Hamas dikabarkan mengajukan 2 tuntutan utama. Pertama, agar pasukan Israel ditarik mundur hingga hanya berada sejauh 800 meter dari pagar perbatasan Gaza.

Kedua, peningkatan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai imbal balik untuk setiap tentara Israel yang dikembalikan.

Sejak serangan brutal Israel yang dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 59.000 warga Palestina telah gugur, lebih dari 143.000 terluka, dan hampir seluruh penduduk Gaza terpaksa mengungsi.

Serangan ini juga menyebabkan kehancuran infrastruktur sipil dalam skala yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II, sebagaimana tercatat dalam berbagai laporan Palestina dan internasional.

Selama lebih dari 21 bulan terakhir, beberapa putaran perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel telah digelar, dengan Qatar dan Mesir bertindak sebagai mediator utama.

Dua kesepakatan parsial berhasil dicapai pada November 2023 dan Januari 2025. Namun, implementasi dari kesepakatan kedua dibatalkan secara sepihak oleh Netanyahu, yang kemudian melanjutkan serangan besar-besaran ke Gaza sejak 18 Maret lalu.

Kini, dunia kembali menatap ke arah Italia, menanti apakah pertemuan yang akan digelar di sana mampu membuka jalan bagi perdamaian yang telah lama dinanti.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular