Hamas mengecam tindakan Otoritas Palestina di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat yang diduduki, sebagai “kejahatan besar” setelah terjadi bentrokan antara pasukan Otoritas dan kelompok perlawanan Palestina.
Akibat tindakan ini, ayah dan anaknya yang merupakan pengungsi Palestina di kamp Jenin tewas.
Menurut pejabat medis setempat, keduanya ditembak saat berdiri di atap rumah mereka di kamp pengungsi Jenin, sebuah kawasan padat yang dihuni oleh keturunan Palestina yang melarikan diri atau diusir pada Perang Timur Tengah 1948.
Putrinya juga terluka dalam kejadian itu.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut pasukan keamanan Otoritas melakukan pengepungan, pembunuhan sengaja, penangkapan, penyiksaan, dan pelecehan terhadap warga Palestina sebagai kejahatan.
“Kejahatan terbaru adalah eksekusi berdarah dingin terhadap seorang ayah dan anaknya saat berada di atap rumah mereka di kamp Jenin,” kata Hamas, seperti dikutip Al Jazeera.
“Kami berduka atas syuhada yang jatuh akibat pasukan ini sejak dimulainya operasi dan pengepungan. Kami memperingatkan akan bahaya dari tindakan ini terhadap solidaritas sosial kami dan masa depan perjuangan kami,” tambah Hamas.
Namun, Otoritas Palestina membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa pasukan mereka tidak ada di lokasi saat pembunuhan ayah dan anak itu terjadi.