Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperingatkan bahwa ini mungkin adalah kesempatan terakhir untuk memulangkan 115 sandera yang masih berada di Gaza.
Dikutip dari Jerusalem Post, Blinken menyampaikan hal ini pada Senin pagi di Israel, sembari mendesak Israel dan Hamas untuk tidak menggagalkan kesepakatan yang sedang dibahas.
“Ini adalah momen yang menentukan,” kata Blinken saat bertemu dengan Presiden Isaac Herzog di Yerusalem.
“Ini mungkin kesempatan terbaik, mungkin juga kesempatan terakhir untuk membawa para sandera pulang, mencapai gencatan senjata, dan menempatkan semua orang di jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan yang abadi.”
Blinken berada di Israel sebagai bagian dari upaya diplomatik intensif yang diinstruksikan Presiden Biden untuk mendorong kesepakatan. Pertemuan puncak diharapkan akan berlangsung di Kairo untuk menyelesaikan kesepakatan.
Seorang pejabat senior AS menggambarkan pertemuan di Kairo sebagai “pembicaraan tahap akhir.”
Qatar dan Mesir telah menjadi mediator utama dalam kesepakatan ini, dengan dukungan Amerika Serikat.
Baca juga: Hamas: Syarat baru Netanyahu hambat kesepakatan gencatan senjata
Direktur CIA, William Burns, mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Doha pada Kamis dan Jumat, yang dihadiri oleh delegasi tinggi Israel yang dipimpin oleh Kepala Mossad, David Barnea.
Tim profesional Israel juga berada di Doha dan Kairo minggu ini untuk pembicaraan tingkat yang lebih rendah.
Tanggapan Hamas
Minggu lalu, AS mengajukan apa yang disebut sebagai “proposal jembatan” di Doha, yang dikatakan telah menutup kesenjangan antara Israel dan Hamas terkait kesepakatan yang diungkapkan Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei.
Hamas dan Israel sama-sama menerima kesepakatan tersebut secara prinsip, tetapi berselisih mengenai rincian pelaksanaannya.
Pada Minggu malam, Hamas menolak proposal jembatan tersebut, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus menekan agar ada klarifikasi terhadap kesepakatan tersebut, yang juga ditolak oleh kelompok tersebut.
Blinken mengatakan kepada Herzog pada Senin pagi, “Ini adalah waktu untuk menyelesaikan kesepakatan sandera ini. Juga saatnya memastikan tidak ada pihak yang mengambil langkah yang dapat menggagalkan proses ini.”
Baca juga: Keluarga sandera Israel desak kesepakatan minggu ini, ancam tingkatkan tekanan
Herzog menyalahkan absennya kesepakatan pada “penolakan Hamas untuk bergerak maju.” Ia menegaskan bahwa “kami masih sangat berharap bahwa kami dapat maju dalam negosiasi yang dipimpin oleh para mediator.”
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera akhir pekan lalu, juru bicara Hamas, Osama Hamdan, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima kesepakatan tersebut, namun Israel membuat perubahan pada dokumen tersebut yang ditolak oleh Hamas.
Masalah yang menjadi perdebatan adalah gencatan senjata permanen yang diinginkan Hamas, sedangkan Netanyahu ingin kembali melanjutkan perang setelah gencatan senjata. Hamas juga meminta IDF sepenuhnya mundur dari Gaza.
Israel bersikeras bahwa IDF harus tetap berada di dua koridor keamanan penting di Gaza, yaitu Philadelphi dan Netzarim.
Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi
Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha