Monday, March 10, 2025
HomeBeritaInvestigasi: Akun-akun pro Zionis dan loyalis Assad kolaborasi serang pemerintahan baru Suriah

Investigasi: Akun-akun pro Zionis dan loyalis Assad kolaborasi serang pemerintahan baru Suriah

Sebuah investigasi yang dilakukan oleh situs Arabi Post mengungkapkan adanya kampanye terorganisir yang dipimpin oleh akun-akun Israel dan yang terkait dengan loyalis rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad di platform X.

Kampanye ini bertujuan untuk memdukung klaim Israel tentang “pentingnya melindungi minoritas” sebagai pembenaran bagi intervensi Israel di Suriah.

Analisis yang dipublikasikan pada Sabtu kemarin mengungkapkan lebih dari 20.000 cuitan yang menunjukkan penyebaran informasi yang sangat besar dan manipulasi yang terstruktur untuk memicu ketegangan internal.

Para akun ini tampaknya berusaha membesar-besarkan klaim tentang ketegangan antar kelompok sektarian dan mempromosikan gagasan bahwa “minoritas membutuhkan perlindungan dari Israel”.

Analisis juga menunjukkan bahwa beberapa akun bekerja untuk membangun narasi yang membenarkan intervensi asing atau mendukung proyek-proyek separatis.

Beberapa cuitan bahkan mengklaim bahwa Suriah berada dalam kondisi yang lebih baik selama masa pemerintahan Assad.

Tiga jenis akun

Menurut investigasi yang dilakukan oleh jurnalis Arabi Post Murad Al-Qutli, akun-akun yang terlibat dalam kampanye ini terbagi dalam tiga kategori: akun-akun Israel, akun-akun yang mendukung rezim Assad yang telah digulingkan, dan akun-akun anonim.

Akun-akun Israel, beberapa di antaranya sudah dikenal, sementara yang lainnya anonim. Akun-akun ini didukung oleh komite-komite digital Israel dan akun-akun dengan nama Arab.

Sementara itu, akun-akun yang mendukung rezim Assad, meskipun beberapa sudah lama aktif, kembali aktif pasca kejatuhan Assad pada bulan Desember lalu.

arabi post

Bahkan, terdapat ratusan akun baru yang diciptakan sejak awal tahun ini hingga 4 Maret yang memposting berita-berita palsu untuk memperburuk keadaan.

Akun-akun anonim mendukung klaim Israel tentang “penindasan minoritas” di Suriah dan perlunya perlindungan mereka, dengan beberapa akun mengaku berasal dari Irak atau Kurdi.

Akun-akun ini bertindak sebagai penghubung dengan cara membagikan konten dari akun-akun Israel dan yang mendukung rezim Assad, yang turut memperbesar jangkauan tagar-tagar tertentu dan memperluas narasi ini di platform X.

Penyebaran informasi terorganisir

Investigasi tersebut menunjukkan bahwa beberapa akun memainkan peran penting dalam menyebarkan konten dan mendapatkan interaksi yang intens dalam waktu singkat, yang mengindikasikan peran bot atau akun-akun otomatis dalam memperluas pesan-pesan tertentu.

ig

Penyebaran informasi ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan didasarkan pada strategi yang bertujuan untuk memanipulasi diskusi publik dan menyebarkan pesan-pesan tertentu ke audiens yang lebih luas, menciptakan kesan palsu bahwa ada dukungan besar untuk ide-ide yang dipromosikan oleh cuitan-cuitan ini.

Investigasi juga mencatat bahwa beberapa akun yang dibuat hanya dalam beberapa minggu terakhir dapat memposting lebih dari 200 cuitan sehari, sebuah aktivitas yang mencurigakan dan kemungkinan besar dilakukan oleh akun-akun otomatis dengan tujuan tertentu.

Ancaman bagi perdamaian

Murad Al-Qutli, jurnalis investigasi yang memimpin penelitian ini, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera Net menjelaskan bahwa Suriah saat ini menghadapi “pertempuran digital besar yang sangat berbahaya bagi perdamaian sosial dan stabilitas nasional”.

Dia menambahkan bahwa kampanye semacam ini dapat mempengaruhi kondisi keamanan, terutama karena mereka berfokus pada penyebaran kebencian sektarian antar warga Suriah, dengan informasi yang salah yang tersebar begitu cepat tanpa pengawasan.

Al-Qutli juga menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk lebih kritis dan berhati-hati dalam menyaring konten yang ditemukan di media sosial, serta tidak terlibat dalam postingan yang mengandung informasi yang salah, karena hal itu hanya memperburuk keadaan dan menyebarkan informasi yang merugikan.

Dia juga menyoroti bahwa investigasi selanjutnya harus mencari tahu siapa yang ada di balik kampanye semacam ini, siapa yang membiayainya, tujuan dari kampanye tersebut, dan mengapa mereka begitu cepat menyebar pada saat krisis, agar masyarakat bisa lebih memahami besarnya dampak dari kampanye-kampanye digital yang menyesatkan ini.

Intervensi Israel

Sejak kejatuhan rezim Assad, militer Israel telah melakukan operasi di bagian selatan Suriah, termasuk serangan udara besar-besaran terhadap beberapa situs militer dengan alasan untuk mencegah pengiriman senjata ke pemerintahan baru.

Baru-baru ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan aksi militer untuk “melindungi Druze” di Suriah.

Menteri Luar Negeri Israel, Gidon Saar, juga menyatakan bahwa gagasan mengenai satu negara Suriah yang terintegrasi dengan kedaulatan yang efektif di seluruh wilayahnya tidak realistis, dan menyarankan bahwa solusi yang lebih tepat adalah dengan mencari otonomi bagi minoritas di Suriah, bahkan mungkin dalam bentuk sistem federal.

Baru-baru ini, Wall Street Journal mengungkapkan rencana Israel untuk menginvestasikan satu miliar dolar AS dalam upaya untuk memengaruhi komunitas Druze di Suriah agar menentang pemerintahan baru.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular