Media Israel melaporkan, Menteri Pertahanan Yisrael Katz mengadakan pertemuan keamanan khusus yang membahas Turki pada Rabu malam (8/1).
Menurut laporan Israel Broadcasting Authority yang dikutip Aljazeera, Katz bertemu dengan Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Herzi Halevi, dan sejumlah pejabat lainnya untuk membahas isu strategis terkait pengaruh Turki di kawasan.
Mengutip The Jerusalem Post, para pejabat Israel dalam pertemuan itu menganalisis apakah ada perubahan tingkat ancaman dari Turki terhadap Israel, terutama setelah pengaruh Turki di kawasan terus meningkat.
Seorang pakar Israel memperingatkan bahwa Turki berusaha menghidupkan kembali pengaruhnya di wilayah-wilayah yang dulunya berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah.
Langkah ini dinilai dapat mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan dan berpotensi membahayakan kepentingan Israel.
Analisis tersebut tertuang dalam sebuah studi oleh Pusat Moshe Dayan untuk Studi Timur Tengah dan Afrika di Universitas Tel Aviv. Penulisnya, Hay Eytan Cohen Yanarocak, mengulas implikasi keberhasilan revolusi Suriah yang menggulingkan rezim Bashar al-Assad. Menurutnya, perubahan ini menimbulkan ancaman baru bagi Israel dan negara-negara di kawasan.
Studi tersebut dirilis sehari setelah laporan media Israel menyebut sebuah komite pemerintah merekomendasikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mempersiapkan kemungkinan konfrontasi militer dengan Turki.
Kekhawatiran ini muncul menyusul dugaan aliansi antara Ankara dan pemerintahan baru di Damaskus setelah jatuhnya Bashar al-Assad.
Laporan dari The Jerusalem Post pada Selasa lalu mengutip hasil Komite Nagle, sebuah tim yang mengevaluasi anggaran pertahanan dan strategi pembangunan kekuatan Israel.
Tim ini memperingatkan bahwa potensi aliansi Suriah-Turki bisa menciptakan ancaman baru yang “lebih berbahaya dari ancaman Iran.”
Komite yang dibentuk pada 2023 sebelum pecahnya perang di Gaza itu merekomendasikan agar Israel bersiap menghadapi kemungkinan konflik langsung dengan Turki.
Menurut komite, ambisi Turki untuk “mengembalikan pengaruh era Kesultanan Utsmaniyah” dapat memperburuk ketegangan di kawasan.
Dua pekan lalu, seorang perwira senior Israel, Letkol Amit Yagur, menyoroti ancaman dari meningkatnya pengaruh Turki di kawasan setelah oposisi Suriah berhasil menguasai Damaskus dengan dukungan Ankara.
Dalam opininya di harian Maariv, Yagur mengusulkan kerja sama dengan Amerika Serikat melalui penerapan “Rencana Marshall” untuk membangun kembali Suriah dengan dukungan ekonomi dan aliansi regional.
Baca juga: Israel rugi besar saat drone mereka direbut pejuang Palestina
Baca juga: Tiga tentara Israel tewas di Gaza utara