Thursday, May 1, 2025
HomeBeritaIsrael bom Suriah usai tokoh Druze minta Israel bertindak

Israel bom Suriah usai tokoh Druze minta Israel bertindak

Militer Israel melancarkan serangan drone di wilayah selatan ibu kota Suriah, Damaskus, pada Rabu (30/4/2025), hanya beberapa jam setelah seorang tokoh komunitas Druze di Israel menyerukan pemerintah untuk segera bertindak melindungi kelompok minoritas tersebut, lansir Middle East Eye.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan dalam pernyataan bersama bahwa serangan tersebut menyasar “kelompok ekstremis” yang tengah merencanakan serangan terhadap warga Druze di kota Sahnaya, Suriah.

Netanyahu menyebut operasi itu sebagai “peringatan keras” kepada pemerintah Suriah. “Pesan tegas telah dikirim: Israel mengharapkan Suriah mengambil langkah mencegah bahaya terhadap komunitas Druze,” ujar Netanyahu.

Sebelumnya, Mowafaq Tarif, seorang tokoh Druze kontroversial di Israel yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Netanyahu, meminta komunitas internasional dan pemerintah Israel untuk segera bertindak demi mencegah “pembantaian” terhadap Druze di Suriah.

“Israel tidak boleh tinggal diam menyaksikan situasi ini,” kata Tarif. “Para pemimpin Israel, kalian harus memikul beban pembuktian dan tindakan.”

Komunitas Druze di Israel berjumlah kecil, termasuk sekitar 24.000 orang yang tinggal di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang direbut Israel dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967 dan dianeksasi pada 1981—sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar negara dan PBB.

Ketegangan meningkat awal pekan ini di kawasan Jaramana, dekat Damaskus, yang mayoritas berpenduduk Druze. Kekerasan meletus antara warga Druze dan kelompok bersenjata Sunni setelah beredarnya rekaman audio yang menghina Nabi Muhammad dan tokoh Islam lainnya.

Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan tengah menyelidiki asal rekaman tersebut dan menyerukan ketenangan. Mufti Besar Suriah, Osama al-Rifai, juga meminta penghentian segala bentuk aksi balas dendam.

“Darah warga Suriah haram untuk ditumpahkan,” ujar al-Rifai.

Namun, pasca serangan drone Israel, Tarif kembali berbicara di hadapan para pendukungnya di Israel. Ia menyebut bahwa “perubahan besar akan segera terjadi.”

“Negara Israel, tentaranya, dan dunia kini bersama kita,” kata dia.

Serangan pada Rabu ini merupakan bagian dari serangkaian intervensi Israel di Suriah setelah pemerintahan Bashar al-Assad digulingkan akhir tahun lalu oleh kelompok oposisi yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS).

Setelah HTS membubarkan diri, pemerintahan baru Suriah berusaha membangun kembali hubungan dengan berbagai kelompok agama dan etnis serta memperkuat diplomasi regional.

Sementara itu di Lebanon, negara tetangga yang masih belum pulih dari perang tahun lalu dengan Israel, pemimpin komunitas Druze Waleed Jumblatt mengecam keras keterlibatan Israel dalam urusan Suriah.

“Israel ingin memanfaatkan komunitas Druze untuk menimbulkan perpecahan internal di Suriah,” ujar Jumblatt, seperti dilaporkan Al Jazeera Arabic. “Kami butuh Suriah yang bersatu, bukan yang dipecah belah.”

Turki, yang dikenal sebagai sekutu terdekat Suriah saat ini, juga mengecam serangan Israel. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebutnya sebagai provokasi yang tidak dapat diterima.

Erdogan mengatakan akan bertemu langsung dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mencari kesepahaman terkait kebijakan di Suriah. “Dalam isu-isu yang berbeda pendapat, pencarian kompromi akan terus kami lakukan,” ujarnya.

Israel selama beberapa bulan terakhir diketahui aktif melobi Amerika Serikat untuk menjaga Suriah tetap lemah dan terfragmentasi. Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, bahkan menyatakan pada Selasa bahwa perang di Gaza hanya akan berakhir jika “ratusan ribu” warga Palestina dipaksa keluar dan Suriah “dipisah-pisahkan”.

Apakah Anda ingin saya bantu buatkan infografik atau kronologi singkat dari peristiwa ini?

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular