Pasukan Israel telah menyerang lima sekolah di Gaza dalam waktu delapan hari, puluhan orang yang mengungsi di sekolah-sekolah itu. Demikian dilaporkan Aljazeera pada Senin, (15/7).
Serangan terbaru pada Minggu menyasar sekolah milik PBB, Abu Oreiban, di kamp pengungsi Nuseirat. Serangan itu menewaskan setidaknya 17 orang dan melukai 80 lainnya. Kebanyakan korban adalah wanita dan anak-anak.
Reporter Aljazeera Hani Mahmoud melaporkan dari RS Al-Aqsa melaporkan, wanita dan anak-anak dengan luka bakar parah meringis kesakitan.
“Ini adalah akibat bom yang membakar,” kata dia.
Serangan tadi terjadi setelah serangan Israel sebelumnya yang lebih parah atas tenda-tenda pengungsi di sekitar Sekolah Al-Awda pada 9 Juli yang menewaskan 29 orang.
Dua hari sebelumnya, Israel menggempur sekolah yang dikelola gereja Holy Family School di Kota Gaza menewaskan 4 orang.
Aksi penjajah Israel terhadap sekolah-sekolah yang dipakai mengungsi warga terjadi berulang kali. Zionis beralasan sekolah itu dipakai berlindung oleh pejuang Hamas.
Alasan Israel menyerang fasilitas-fasilitas umum dengan alasan memburu Hamas tidak pernah berhasil dibuktikan. Dunia internasional menilai Israel telah bertindak berlebihan dalam aksinya di Gaza, yang berujung pada kecaman dan upaya menyeret Israel ke mahkamah ICC dan ICJ.
Lebih dari 38,600 orang tewas, kebanyakan wanita dan anak-anak akibat serangan genosida tanpa henti oleh Israel di Gaza.
Pada Sabtu, Israel menyerang kamp Al-Mawasi yang dinyatakan sebagai zona aman, menewaskan setidaknya 90 orang dan 300 luka-luka.
Sejak 7 Oktober, Israel telah menghancurkan lebih dari 400 sekolah di Gaza yang menjadi salah satu pilihan warga untuk mengungsi. Seragan Israel juga telah menghancurkan 88 persen fasilitas pendidikan di Jalur Gaza.