Rapat Knesset Israel pada Senin malam, 3 Maret 2025, berlangsung penuh ketegangan dan konflik, lansir Palestine Chronicles.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan keras terkait kegagalan gencatan senjata di Gaza, sementara keluarga sandera terlibat bentrok dengan petugas keamanan.
Para anggota oposisi juga mendesak agar Netanyahu dimintai pertanggungjawaban atas serangan 7 Oktober 2023.
Selama sidang tersebut, ketegangan meningkat dengan perdebatan sengit antar anggota Knesset.
Speaker Knesset, Amir Ohana, sempat memerintahkan pengusiran keluarga narapidana setelah mereka menginterupsi pidato Netanyahu, namun keputusan itu kemudian dibatalkan.
Sebelumnya, ketegangan sudah mulai memuncak dengan terjadinya perkelahian fisik antara petugas keamanan dan keluarga narapidana yang terekam kamera.
Laporan media Israel menyebutkan bahwa perdebatan dimulai saat pihak oposisi mendesak Netanyahu untuk memberikan penghormatan satu menit untuk mengenang korban, namun permintaan tersebut ditolak oleh Kepala Knesset.
Sejumlah anggota Knesset dan keluarga narapidana terus menginterupsi pidato Netanyahu, menuduhnya telah mengabaikan nasib para tahanan dan merusak perjanjian gencatan senjata demi kepentingan politik.
Netanyahu menanggapi kritik tersebut dengan menyebut mereka sedang memecah belah bangsa dan menyebarkan propaganda politik palsu, serta menuduh mereka malah memberi semangat pada Hamas.
Dalam sesi yang disiarkan langsung ini, Speaker Knesset juga memerintahkan pengusiran beberapa anggota Knesset, termasuk pemimpin Partai Buruh Oposisi Yair Golan, yang menginterupsi Netanyahu.
Rapat tersebut terlambat dimulai karena insiden kekerasan antara keluarga narapidana dan petugas keamanan Knesset.
Sesi ini digelar setelah 40 anggota Knesset dari 120 orang menandatangani petisi untuk memanggil Netanyahu membahas pembentukan komisi resmi penyelidikan terkait peristiwa 7 Oktober 2023.