Monday, October 27, 2025
HomeBeritaIsrael kembali cari jasad sandera di Gaza, Mesir diizinkan masuk untuk bantu

Israel kembali cari jasad sandera di Gaza, Mesir diizinkan masuk untuk bantu

Pemerintah Israel menyatakan bahwa sejumlah sandera yang tewas kemungkinan masih berada di dalam wilayah yang disebut “garis kuning” di Jalur Gaza.

Pernyataan itu disampaikan sejumlah pejabat Israel kepada The Jerusalem Post, seraya menambahkan bahwa pencarian masih terus dilakukan untuk menemukan lokasi jasad mereka.

Seiring dengan itu, sejumlah alat berat dan tim teknis asal Mesir telah memasuki Gaza melalui Perlintasan Rafah pada Minggu dini hari untuk membantu pencarian sisa jasad para sandera Israel.

Pemerintah Mesir mendapat izin dari otoritas Israel untuk membawa masuk peralatan dan kendaraan rekayasa militer ke wilayah Palestina yang porak poranda oleh perang.

Juru bicara pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang kini berstatus tersangka kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional (ICC), telah menyetujui masuknya tim teknis Mesir.

Tujuannya guna membantu menemukan sisa jasad sandera Israel yang belum ditemukan.

Sumber-sumber media Israel menambahkan, Palang Merah Internasional (ICRC) kini juga bekerja sama dengan Hamas untuk menentukan lokasi jasad para sandera yang berada di wilayah Gaza yang kini dikuasai militer Israel.

Pemerintah Israel menyebut pihaknya telah mengizinkan ICRC dan tim Mesir melintasi “garis kuning” untuk melakukan pencarian tersebut.

Sebelumnya, anggota kabinet keamanan Israel, Zeev Elkin, menyatakan keyakinannya bahwa Hamas akan mengembalikan lebih banyak jasad sandera dalam waktu dekat.

Namun, ia memperingatkan bahwa bila hal itu tidak terjadi, maka “konsekuensinya akan jelas” dan dapat memicu tindakan militer baru.

Elkin juga mengklaim bahwa Israel adalah satu-satunya pihak yang mampu melucuti senjata Hamas — sebuah pernyataan yang menuai kecaman dari kalangan internasional.

Sementara itu, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa sejumlah kendaraan militer bergerak menuju wilayah utara Khan Younis untuk melanjutkan operasi yang sempat terhenti selama beberapa hari.

Di sisi lain, upaya Turki untuk mengirimkan tim pencari ke Gaza belum mendapat izin Israel. Pada 17 Oktober lalu, seorang pejabat Turki menyebut tim beranggotakan 81 orang penyelamat masih tertahan di Mesir, menunggu izin masuk.

Namun, laporan menunjukkan bahwa Israel menolak setiap bentuk intervensi Turki dalam urusan di Gaza.

Menurut isi perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel, pihak Hamas diwajibkan menyerahkan semua sandera yang tersisa—baik hidup maupun meninggal—yang jumlahnya mencapai 48 orang pada saat kesepakatan dibuat.

Sebagai gantinya, Israel sepakat membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Hingga kini, Hamas telah mengembalikan jasad 15 sandera Israel dari total 28 yang dilaporkan tewas, sementara sisanya diyakini masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.

Hamas dikabarkan meminta bantuan dan peralatan untuk menemukan mereka.

Sejak serangan 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh Amerika Serikat (AS) telah melancarkan perang yang digambarkan banyak pihak sebagai genosida dua tahun di Gaza.

Serangan itu telah menewaskan sedikitnya 68.519 warga Palestina dan melukai 170.382 lainnya, mayoritas perempuan dan anak-anak.

Ribuan warga masih hilang di bawah puing-puing, sementara 90 persen infrastruktur sipil Gaza hancur, termasuk rumah sakit, sekolah, dan jaringan air bersih.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler