Israel melarang tentaranya bepergian ke Belanda setelah kerusuhan yang dipicu yel-yel rasial suporter klub sepak bola Maccabi Tel Aviv yang mengarah pada anti-Arab.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam insiden tersebut, sementara Israel mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi para penggemar yang terjebak di ibu kota Belanda.
Demikian laporan situs Aljazeera Arabic pada Jumat (8/11).
Media Israel melaporkan, larangan ini berlaku hingga batas waktu yang belum ditentukan, dan menunggu penilaian situasi oleh militer.
Keputusan ini muncul setelah kerusuhan dan vandalisme terjadi di Amsterdam pasca pertandingan antara Maccabi Tel Aviv dan Ajax Amsterdam dalam kompetisi Liga Eropa pada Jumat malam.
Dalam insiden itu, para suporter Maccabi meneriakkan yel-yel yang menghina Palestina, mengoyak bendera Palestina, dan menimbulkan kekacauan di beberapa titik di kota.
Untuk merespons situasi, otoritas Amsterdam mengeluarkan larangan demonstrasi selama tiga hari, dimulai pada Jumat ini.
Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, menyatakan insiden itu mengejutkan pihak keamanan setempat. Sebelumnya, pihak berwenang tidak mengkategorikan pertandingan tersebut sebagai berisiko tinggi.
Ia juga menyatakan malu atas kerusuhan yang terjadi dan memerintahkan peningkatan keamanan di kota.
Puluhan orang ditahan
Polisi Belanda menahan 62 orang dan melaporkan 10 orang terluka akibat bentrokan. Polisi setempat memulai investigasi menyeluruh terkait kekerasan tersebut, namun belum memberikan detail lebih lanjut mengenai korban atau penahanan.
Dalam pernyataan bersama, pihak kota Amsterdam, kepolisian, dan kejaksaan menyebut malam setelah pertandingan Liga Eropa antara Ajax dan Maccabi sebagai “sangat kacau dengan kekerasan yang menargetkan suporter Maccabi.”
Baca juga: Hamas: Kerusuhan di Amsterdam reaksi spontan terhadap pembantaian di Gaza
Baca juga: Investigasi media AS: Tak ada bukti rumah sakit Gaza jadi markas Hamas
Rekaman video di media sosial menunjukkan sejumlah besar suporter Israel meneriakkan yel-yel yang menghina Arab dan Palestina, memicu bentrokan fisik di antara kedua kubu.
Sebelum pertandingan, rekaman lain menunjukkan para suporter Israel menolak ikut dalam satu menit mengheningkan cipta untuk korban banjir di Valencia, Spanyol, malah menyalakan kembang api.
Aktivis menilai aksi ini sebagai tanggapan atas sikap Spanyol yang mendukung Palestina dan mengecam agresi Israel di Gaza.
Otoritas Amsterdam melaporkan bahwa beberapa pengacau sengaja menyerang suporter Israel, menyebabkan polisi harus berulang kali turun tangan untuk melindungi mereka dan mengawal ke hotel, meskipun keamanan sudah diperketat.
Kecaman dari Palestina
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras yel-yel anti-Arab dan perusakan bendera Palestina di Amsterdam.
Dalam pernyataan resminya, kementerian mengecam aksi-aksi brutal yang dilakukan oleh suporter salah satu klub Israel di Amsterdam selama tiga hari berturut-turut.
Kementerian mendesak pemerintah Belanda untuk menyelidiki pengacau tersebut dan melindungi warga Palestina dan Arab dari provokasi kelompok-kelompok rasis.
PBB juga menyuarakan keprihatinannya. Juru bicara Kantor HAM PBB, Jeremy Laurence, mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh menjadi korban diskriminasi atau kekerasan berdasarkan etnis, agama, atau alasan lainnya.
Pihak otoritas penerbangan Israel mengumumkan telah menerbangkan pesawat pertama untuk mengevakuasi warganya dari Amsterdam.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kekerasan yang menimpa warganya di Amsterdam tidak akan diabaikan. Netanyahu menuntut Belanda mengambil tindakan cepat terhadap pelaku kerusuhan tersebut.