Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, menginstruksikan militer Israel untuk mencegah perayaan dan pawai massal yang diadakan warga Palestina terkait pembebasan para tahanan Palestina dalam kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Demikian dilaporkan situs Aljazeera Arabic pada Selasa (21/1).
Instruksi ini dikeluarkan beberapa hari setelah polisi Israel menggerebek rumah-rumah keluarga tahanan di Yerusalem Timur untuk mencegah mereka merayakan pembebasan anggota keluarga mereka.
Menurut laporan harian Israel Hayom dan situs Walla, Katz mengeluarkan perintah kepada Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, untuk mencegah perayaan serupa di Tepi Barat.
Katz juga meminta militer untuk menargetkan individu bersenjata Palestina yang terlibat dalam pawai tersebut.
Pada Minggu malam hingga Senin dini hari, ratusan warga Palestina di Betunia, Tepi Barat, merayakan pembebasan puluhan tahanan dari penjara Israel sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hamas.
Warga berkumpul di depan bus yang membawa para tahanan dari Penjara Ofer, melepaskan kembang api, dan menyuarakan seruan kegembiraan atas pembebasan mereka.
Sementara itu, di Tubas, Tepi Barat bagian utara, berlangsung konvoi kendaraan di mana para peserta mengibarkan bendera Palestina dan panji-panji Hamas.
Pada Minggu malam, otoritas Israel membebaskan 90 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dari Penjara Ofer sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Pembebasan tersebut dilakukan setelah Hamas membebaskan tiga sandera perempuan asal Israel dari Gaza.
Larangan Perayaan
Menteri Pemukiman dan Misi Nasional Israel, Orit Strock, mengungkapkan kekecewaannya atas tidak dijalankannya keputusan kabinet keamanan untuk melarang perayaan.
“Keputusan kabinet tidak dilaksanakan dan tujuan utamanya tidak tercapai,” ujarnya.
Sehari sebelum pembebasan tahanan, polisi Israel menyerbu rumah-rumah keluarga tahanan Palestina di Yerusalem Timur sebagai bagian dari upaya mencegah perayaan.
Namun, tindakan tersebut tidak mampu menghentikan warga Palestina merayakan kebebasan keluarga mereka dari penjara Israel.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Minggu (21/1) dengan tahap pertama berlangsung selama 42 hari.
Selama periode tersebut, kedua pihak akan bernegosiasi untuk tahap kedua dan ketiga dari kesepakatan ini.
Baca juga: Sambut gencatan senjata Gaza, Wamenlu desak PBB ambil langkah nyata
Baca juga: Sehari setelah gencatan senjata, sniper Israel tembak mati bocah di Rafah