Thursday, May 1, 2025
HomeBeritaIsrael memohon bantuan internasional untuk padamkan kebakaran besar

Israel memohon bantuan internasional untuk padamkan kebakaran besar

Di tengah kobaran api yang melanda perbukitan Yerusalem, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar meluncurkan kampanye diplomatik besar-besaran pada Rabu (30/4/2025), meminta bantuan internasional untuk mengatasi salah satu kebakaran terbesar dalam sejarah negara itu, lansir Times of Israel.

Dalam pernyataan resminya, kantor Sa’ar mengungkapkan bahwa ia telah menghubungi para menlu dari lebih dari selusin negara, termasuk Inggris, Prancis, Republik Ceko, Swedia, Argentina, Spanyol, Makedonia Utara, dan Azerbaijan. Kontak dengan negara-negara lain juga terus dilakukan sepanjang malam.

Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri, Kementerian Keamanan Nasional, dan Kementerian Luar Negeri Israel telah mengajukan permintaan bantuan resmi kepada Yunani, Siprus, Kroasia, Italia, dan Bulgaria, seiring dengan makin kewalahannya tim pemadam lokal menghadapi kebakaran yang meluas cepat akibat angin kencang dan suhu tinggi.

Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) mengonfirmasi bahwa tiga pesawat pemadam “Superscooper” dari Italia dan Kroasia dalam perjalanan untuk memperkuat operasi pemadaman udara.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rumania memberi tahu Sa’ar bahwa negaranya akan mengirim dua pesawat pada Kamis (1/5/2025), masing-masing untuk pemadaman dan dukungan logistik.

Malam harinya, Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares memastikan bahwa dua pesawat pemadam dari Madrid akan segera diberangkatkan. Prancis juga mengonfirmasi pengiriman satu pesawat ke Israel.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Israel menyebut beberapa negara lain seperti Ukraina dan Ekuador telah menyatakan kesiapan untuk membantu, termasuk dengan mengirim helikopter.

Namun karena keterbatasan operasi udara pada malam hari, seluruh armada internasional baru akan mulai aktif memadamkan api pada Kamis pagi.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular