Tentara Israel dilaporkan telah memerintahkan evakuasi dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, kata direktur rumah sakit tersebut, Hussam Abu Safiya seperti dilaporkan The New Arab pada Ahad.
Ia menambahkan bahwa militer Israel menginstruksikan pasien dan korban luka untuk dipindahkan ke rumah sakit lain di kawasan tersebut.
Abu Safiya mengatakan bahwa misi tersebut “hampir mustahil” karena staf rumah sakit tidak memiliki ambulans untuk memindahkan pasien.
Pasukan Israel menargetkan generator rumah sakit dengan tembakan senjata api dan artileri, menghancurkan satu unit sepenuhnya dan merusak rumah sakit yang telah beberapa kali diserang dalam beberapa hari terakhir.
Tentara Israel juga menargetkan tangki bahan bakar, yang dapat menyebabkan bencana bagi pekerja dan semua orang di dalam rumah sakit jika meledak.
Selain itu, tentara Israel sengaja membakar sejumlah rumah di sekitar rumah sakit dan menjatuhkan bom, semakin membahayakan kawasan tersebut.
“Keadaan tetap sangat berbahaya. Kami telah mengajukan permohonan kepada komunitas internasional, namun sayangnya tidak ada yang campur tangan untuk menghentikan pendudukan yang menyerang sistem kesehatan kami secara brutal dan sembarangan,” kata Abu Safiya.
“Staf medis kami dan rumah sakit itu sendiri telah menjadi sasaran, seolah-olah kami adalah instalasi militer.”
Tentara Israel telah melancarkan serangan mematikan dan pengepungan di dua kota di utara Gaza, Beit Lahiya dan Beit Hanoun, serta kamp Jabalia yang dekat, selama hampir tiga bulan, dalam apa yang disebut “Rencana Jenderal” yang bertujuan membersihkan etnis kawasan tersebut untuk mengusir penduduk Palestina.
Orang Palestina juga menuduh Israel melakukan kekejaman ini untuk mengusir penduduk di kawasan tersebut dan menciptakan zona penyangga.
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas kesehatan terbesar di Gaza utara ini akan terpaksa menghentikan operasinya, meninggalkan banyak warga Palestina tanpa perawatan.
Serangan militer Israel di seluruh Gaza pada Minggu pagi telah menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina, delapan di antaranya di sebuah sekolah yang menampung keluarga pengungsi di Kota Gaza, kata petugas medis.
Petugas medis Palestina melaporkan bahwa delapan orang, termasuk anak-anak, tewas di Sekolah Musa Bin Nusayr yang menampung keluarga pengungsi di Kota Gaza.
Setidaknya 28 orang tewas semalam, termasuk jumlah korban dari Ahad pagi.
Juga di Kota Gaza, petugas medis melaporkan empat orang Palestina tewas ketika serangan udara menghantam sebuah mobil.
Setidaknya lima orang Palestina lainnya tewas dalam dua serangan udara terpisah di Rafah dan Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Serangan militer Israel yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 45.259 orang Palestina, dengan para ahli, badan PBB, dan beberapa pemimpin dunia mengutuk kekejaman Israel sebagai genosida.