Menurut pejabat Israel, dua upaya paralel Israel sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas yang akan melihat pembebasan sandera yang ditahan di Gaza.
Times of Israel melaporkan pada Senin (21/10), Direktur Mossad, David Barnea, sedang mendorong kesepakatan yang lebih luas untuk mengakhiri perang di Gaza sekaligus menghentikan kampanye militer Israel yang berkembang melawan Hizbullah di Lebanon, serta pembebasan semua sandera Israel.
Sementara itu, pada pertemuan kabinet keamanan pada Ahad malam, para menteri menerima rincian awal tentang proposal lain yang menawarkan gencatan senjata selama dua minggu kepada Hamas sebagai imbalan atas pembebasan lima sandera, lapor situs berita Ynet.
Proposal terbatas ini dibahas sebelumnya pada hari Ahad oleh kepala Shin Bet, Ronen Bar, yang bertemu dengan pejabat Mesir di Kairo.
Pertemuan kabinet tersebut terjadi beberapa hari setelah pasukan Israel membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Rafah. Israel menyebut Sinwar sebagai penghalang utama kesepakatan pembebasan sandera.
Seorang pejabat Israel mengatakan, masih terlalu dini untuk melihat adanya kemajuan konkret setelah kematian Sinwar.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, akan berada di Israel dan negara-negara Timur Tengah lainnya pekan ini untuk mendorong pembebasan sandera dan menghentikan pertempuran. Para pejabat AS melihat kematian Sinwar sebagai “peluang” untuk negosiasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Meski ada tekanan internasional untuk mencapai kesepakatan, negosiator Israel mengungkapkan bahwa tuntutan Hamas belum berubah pasca kematian Sinwar. Namun, hal tersebut bisa saja berubah setelah kepemimpinan baru Hamas terbentuk.
Serangan balasan untuk Iran
Pertemuan kabinet juga membahas panjang lebar tentang respons yang diharapkan Israel terhadap serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober. Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa mereka beroperasi dengan asumsi bahwa ini adalah bagian dari proses serangan bolak-balik antara Israel dan Iran.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, meskipun ada ekspektasi, kabinet belum memberikan wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk memutuskan waktu serangan balasan terhadap Iran.
Keputusan tersebut diharapkan diambil pada saat terakhir, seperti halnya dengan serangan yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada akhir September.
Pertemuan kabinet juga membahas langkah-langkah selanjutnya terkait bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Hal ini menyusul surat dari Menteri Luar Negeri dan Pertahanan AS yang memperingatkan potensi gangguan dalam beberapa pengiriman senjata jika lebih banyak bantuan tidak diizinkan masuk ke Gaza.
Minggu lalu, Blinken dan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, memperingatkan bahwa Israel memiliki waktu satu bulan untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan di Gaza atau menghadapi risiko berkurangnya pasokan senjata dari AS.