Tuesday, September 17, 2024
HomeBeritaJenderal Israel: Perang panjang beresiko bagi Israel, bukan bagi Hamas

Jenderal Israel: Perang panjang beresiko bagi Israel, bukan bagi Hamas

Hamas telah berhasil memobilisasi kembali pasukan mudanya yang berusia 17 dan 18 tahun

Jenderal purnawirawan Israel, Yitzhak Brik mengatakan upaya pemerintahan Netanyahu melanjutkan perang justru beresiko bagi Israel, bukan Hamas.

Hal itu dia nyatakan dalam artikel yang dia tulis di koran Israel, Haaretz, seperti dikutip Aljazeera Arabic pada Rabu (3/9).

Brik membantah anggapan Netanyahu, bahwa mudur dari Gaza akan memperkuat Hamas. Kata Brik, anggapan itu berasal dari kesalahpahaman tentang situasi di Gaza.

Ia menjelaskan bahwa melanjutkan perang akan melemahkan tentara Israel yang sudah mengalami penderitaan. Karena korban tewas dan luka di pasukan Israel terus bertambah setiap hari.

Sementara Hamas telah berhasil memobilisasi kembali pasukan mudanya yang berusia 17 dan 18 tahun.

Baca juga: Panglima Angkatan Darat Israel mundur

Brik juga menyoroti bahwa tujuan perang untuk menjatuhkan Hamas dan membebaskan semua tawanan melalui tekanan militer belum tercapai. Jika serangan tanpa tujuan terus berlanjut dengan intensitas yang sama, “kita tidak akan bisa menjatuhkan Hamas, tetapi kita yang akan runtuh dan terkuras.”

Dia menganggap posisi Netanyahu terkait Koridor Philadelphi berarti hukuman mati bagi para sandera Israel di Gaza. Hal itu hanya menciptakan perang yang tak berkesudahan.

Brik memperingatkan, kebutuhan untuk menghadapi “ancaman” dari Hizbullah atau Tepi Barat akan memaksa tentara Israel menarik pasukan dari Gaza. Karena Israel kekurangan sumber daya untuk bertempur di banyak front sekaligus. Akibatnya, menurut Brik, Hamas akan kembali menguasai Gaza.

Baca juga: Setahun lagi Israel akan runtuh, jika perang terus berlanjut

Karena itu, Israel harus segera mengambil langkah untuk menyetujui kesepakatan pertukaran tawanan dan mengakhiri perang di Gaza, yang mungkin bisa mencegah pecahnya konflik regional di berbagai front.

Brik menjelaskan, nanti ketika masa damai Israel bisa memperkuat kembali militernya, membangun kembali ekonomi, memperbaiki hubungan internasional, dan memperkuat kohesi sosial, serta memulai dari awal lagi.

Menurut Brik, inilah satu-satunya jalan ke depan yang mungkin dilakukan.

Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular