Pemerintah Jerman menegaskan dukungannya terhadap keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan solusi dua negara bagi penyelesaian konflik Israel–Palestina.
Namun, Berlin menilai saat ini belum tepat untuk memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.
“Jerman akan mendukung keputusan yang hanya menggambarkan situasi sebagaimana diatur dalam hukum internasional,” ujar juru bicara pemerintah, Kamis (11/9/2025). I
a menambahkan bahwa Berlin sejak lama mendukung solusi dua negara dan selalu menyerukannya.
Kanselir Friedrich Merz, dua hari sebelumnya, juga kembali menegaskan bahwa Jerman belum melihat momentum yang tepat untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Sikap Jerman itu berbeda dengan beberapa sekutunya. Inggris, Prancis, Kanada, Australia, dan Belgia telah menyatakan akan memberikan pengakuan terhadap Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB bulan ini.
Meski demikian, London membuka kemungkinan menunda keputusan tersebut apabila Israel mengambil langkah serius meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan berkomitmen pada proses perdamaian jangka panjang.
Adapun Amerika Serikat (AS) secara tegas menolak langkah sejumlah negara Barat untuk mengakui Palestina.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pekan lalu menyatakan bahwa Washington telah memperingatkan negara lain bahwa pengakuan semacam itu justru berpotensi menimbulkan lebih banyak persoalan.
Bagi sebagian kalangan, pengakuan negara Palestina oleh negara-negara Barat hanya dipandang sebagai isyarat politik yang bersifat simbolis.
Pasalnya, sejumlah negara besar—termasuk Tiongkok, India, Rusia, serta mayoritas negara Arab—sudah sejak lama mengakui hak rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka, tetapi dampaknya terhadap dinamika konflik di lapangan tetap terbatas.