Di tengah meningkatnya tekanan publik dan perbedaan pendapat dalam lingkaran kekuasaan Israel, sebuah delegasi Israel dilaporkan akan segera berangkat dalam beberapa hari ke depan untuk membahas kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan menghentikan operasi militer di Gaza.
Kabar mengenai pengiriman delegasi ini disampaikan oleh The Jerusalem Post, Rabu (24/4), mengutip sumber anonim.
Namun, surat kabar tersebut tidak merinci ke mana tujuan delegasi tersebut.
Sumber-sumber Israel yang dikutip menyatakan bahwa sejauh ini belum ada perubahan sikap dari Hamas terkait kemungkinan gencatan senjata baru di Jalur Gaza.
Menurut laporan tersebut, Hamas telah memberitahu para mediator dari Qatar dan Mesir bahwa pihaknya menolak kesepakatan apa pun yang hanya menjanjikan penghentian sementara perang.
Hamas tetap pada posisinya, bersedia membebaskan semua tawanan Israel secara bersamaan.
Namun hal itu dilakukan hanya jika Israel menyetujui penghentian total perang dan penarikan pasukan dari Gaza.
Sebaliknya, Tel Aviv mengajukan tawaran berupa pembebasan antara 10 hingga 11 tawanan—dari sekitar 24 orang tawanan hidup—sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara selama 45 hari.
Namun, Netanyahu menyatakan bahwa Israel tidak akan menghentikan perang demi pembebasan para tawanan.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk mencapai “kemenangan penuh” atas Hamas.
Di sisi lain, dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi Hamas juga dijadwalkan menuju Kairo untuk membahas usulan baru mengenai gencatan senjata jangka panjang.
Usulan itu mencakup penghentian total pertempuran dan pembebasan semua tawanan sebagai syarat bagi dimulainya periode tenang yang dapat berlangsung antara 5 hingga 7 tahun.
Informasi serupa juga dilaporkan oleh Agence France-Presse, yang mengutip seorang pejabat Hamas bahwa delegasi mereka akan membahas “ide-ide baru” untuk mencapai ketenangan di Gaza.
Sementara itu, suasana politik dalam negeri Israel tengah memanas. Rapat kabinet perang Israel pada Selasa malam dikabarkan diwarnai pertengkaran keras.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dilaporkan menyerang Kepala Staf Militer Eyal Zamir dan Kepala Shin Bet Ronen Bar atas cara mereka menangani perang, sebelum akhirnya meninggalkan ruang rapat.
Menurut laporan Israel Broadcasting Authority dan Radio Angkatan Darat Israel, sejumlah pejabat militer mendesak agar pemerintah memaksimalkan upaya diplomasi.
Upaya itu untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas sebelum memutuskan untuk memperluas operasi militer.
Informasi yang diperoleh Channel 12 menyebutkan bahwa sejumlah pejabat keamanan menolak opsi perluasan agresi secara langsung. Meskipun tetap mendukung keberlanjutan operasi demi membebaskan tawanan.
Netanyahu sendiri menanggapi perbedaan pandangan tersebut dengan menyatakan bahwa “perbedaan pendapat adalah hal biasa”.
Ia juga menjadwalkan rapat lanjutan pada Kamis mendatang.
Serangan udara Israel masih terus berlangsung di berbagai wilayah Gaza, dengan laporan terbaru menyebutkan jatuhnya puluhan korban jiwa dan luka-luka.
Sejak Israel membatalkan gencatan senjata dan melanjutkan serangannya pada 18 Maret lalu, eskalasi di Gaza terus menunjukkan peningkatan tanpa tanda-tanda deeskalasi dalam waktu dekat.