“Hanya 10 persen dari kejahatan Israel yang terungkap di Gaza,” ungkap kameraman Al Jazeera dan jurnalis Palestina Maher Abuquta dalam peringatan 77 Tahun Peristiwa Nakba di Gedung DPR RI pada Selasa (27/5).
Menurut Abuquta, Israel ingin membungkam media dan para jurnalis karena mereka tahu bahwa kamera lebih kuat daripada senjata dalam menyampaikan kejahatan-kejahatan mereka kepada dunia.
“Israel membenci ketika jurnalis Palestina tidak hanya mengabarkan, tapi juga menjalani semua kejadian itu,” kata Abuquta.
Abuquta menyebutkan bahwa 220 jurnalis di Gaza telah tewas dalam serangan Israel, termasuk anggota keluarga mereka.
“Seperti yang terjadi pada Wael Dahdouh, yang kehilangan istri dan anak-anaknya, tapi dia tetap menjalankan tugasnya,” katanya.
Israel menyerang media karena mereka tahu bahwa kamera, gambar, dan kata-kata dapat menyampaikan kejahatan-kejahatan mereka kepada dunia.
“Kamera lebih kuat daripada senjata, dan kata-kata tidak bisa membunuh, tapi pembawanya menjadi sasaran pembunuhan oleh Israel,” katanya.