Thursday, April 17, 2025
HomeBeritaJurnalis Palestina dilalap api akibat serangan Israel, kebebasan pers hanyalah kebohongan

Jurnalis Palestina dilalap api akibat serangan Israel, kebebasan pers hanyalah kebohongan

Belum genap beberapa hari berlalu sejak pembantaian terhadap tim pertahanan sipil dan Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza, tentara Israel kembali melancarkan serangan pada Senin dini hari.

Serangan menargetkan tenda para jurnalis di dekat Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza.

Serangan tersebut menyebabkan syahidnya jurnalis Helmi Al-Faqaawi dan pemuda Yousef Al-Khazandar yang terbakar hidup-hidup, menurut laporan dari sumber-sumber media di Gaza.

Sejumlah jurnalis lainnya juga mengalami luka-luka, di antaranya: Hasan Islayeh, Ahmad Al-Agha, Muhammad Fayeq, Abdullah Al-Attar, Ihab Al-Bardini, Mahmoud Awad, Majed Qudeih, Ali Islayeh, dan Ahmad Mansour.

Pemandangan yang menangis dalam diam

Di media sosial, beredar video yang mendokumentasikan detik-detik tubuh jurnalis Ahmad Mansour dilalap api setelah tenda para jurnalis menjadi sasaran serangan Israel.

Jurnalis Anas Al-Sharif mengomentari video tersebut dengan menulis, “Israel membakarnya”, merujuk pada rekannya Mansour yang bekerja sebagai koresponden untuk kantor berita lokal Palestina Today.

“Ahmad adalah seorang ayah dan pencari nafkah bagi keluarganya. Kini dia mengalami luka yang sangat parah, dan para dokter sedang berjuang keras menyelamatkan nyawanya,” kata Anas.

Dalam kisah memilukannya, Anas menambahkan bahwa adegan ketika jurnalis Helmi Al-Faqaawi, terbakar tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

“Kata-kata terasa lumpuh di hadapan tragedi seperti ini,” imbuhnya.

Para warganet dan penduduk Gaza berkomentar dengan penuh duka.

“Karena mereka tidak ingin jurnalis mendokumentasikan kejahatan mereka yang tak kunjung berhenti, mereka membombardir dan membakar para jurnalis di depan mata dunia. Dan dunia? Tidak bergerak sedikit pun. #LiputanTerusBerlanjut dan tidak akan berhenti,” ujar warganet.

Komentar lain menunjukkan dan menyuarakan rasa sakit mendalam.

“Jurnalis Helmi Al-Faqaawi dibakar hidup-hidup, secara langsung di depan kamera! Ia tidak membawa senjata, hanya kamera. Ia tidak menembakkan peluru, hanya menyampaikan kebenaran. Seolah-olah mereka ingin membunuh kebenaran dan membungkam setiap saksi atas pembantaian. Bahasa apa yang bisa menggambarkan ini? Hati nurani mana yang tidak remuk melihat pemandangan seperti itu?” tulisnya.

“Kebebasan pers”, hanya kebohongan di atas panggung konferensi

Salah satu warganet menulis bahwa Jurnalis Helmi Al-Faqaawi gugur syahid saat berada di tenda pers, di depan Rumah Sakit Nasser.

“Ia tidak membawa senjata, hanya kamera. Ia tidak menembak, tapi menyampaikan kebenaran. Kebebasan pers? Itu hanya kebohongan yang diucapkan dalam konferensi dan dibunuh di medan lapangan. Kesucian rumah sakit? Hanya slogan usang di papan-papan PBB! Dan dunia? Hanya saksi palsu—tuli, buta, dan jadi bagian dari genosida ino,” tulisnya.

Para jurnalis di Gaza pun mempublikasikan foto Ahmad Mansour yang terbaring di rumah sakit, tubuh dan wajahnya dibalut perban putih.

Seakan-akan api ingin meninggalkan jejaknya sebagai saksi kejamnya penjajahan dan lemahnya respons dunia.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular