Sunday, June 29, 2025
HomeBeritaKampus Belanda hentikan kerja sama dengan tiga universitas Israel

Kampus Belanda hentikan kerja sama dengan tiga universitas Israel

Universitas Erasmus Rotterdam (Erasmus University Rotterdam/EUR) di Belanda pada Jumat (6/6/2025) mengumumkan penghentian sementara kerja sama institusional dengan tiga universitas di Israel.

“Erasmus University Rotterdam (EUR) langsung membekukan kerja sama dengan Bar-Ilan University, Hebrew University of Jerusalem, dan University of Haifa,” demikian pernyataan resmi yang dirilis pihak universitas.

Keputusan ini diambil berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Independen untuk Kolaborasi Sensitif (Advisory Committee on Sensitive Collaborations/ACGS). Pembekuan ini mencakup penghentian program yang sedang berjalan dan larangan untuk memulai kolaborasi riset baru.

“Kami menjunjung tinggi kebebasan akademik dan diplomasi ilmiah dalam kerja sama internasional. Namun, kebebasan itu memiliki batas ketika hak asasi manusia yang paling mendasar dipertaruhkan,” ujar Ketua Dewan Eksekutif EUR, Annelien Bredenoord.

Ia menambahkan, berdasarkan penyelidikan komite, terdapat risiko keterlibatan tidak langsung dalam pelanggaran hak asasi manusia yang dianggap terlalu besar.

Keputusan untuk menghentikan kerja sama dengan Bar-Ilan University didasarkan pada temuan bahwa universitas tersebut memiliki “risiko signifikan” terlibat dalam pelanggaran HAM. Sementara itu, Hebrew University dan University of Haifa dinilai memiliki hubungan kerja sama yang erat dengan militer Israel (IDF).

“Untuk mempertimbangkan kemungkinan kerja sama di masa mendatang, Dewan Eksekutif meminta agar kedua universitas tersebut secara tegas menjauhkan diri dari keterlibatan dalam pelanggaran HAM, khususnya terkait kegiatan penelitian di wilayah pendudukan dan kolaborasi dengan IDF,” bunyi pernyataan itu.

Pihak EUR mengakui bahwa keputusan ini dapat menimbulkan beragam respons di kalangan sivitas akademika, namun menegaskan solidaritasnya terhadap semua pihak yang terdampak oleh perang di Jalur Gaza.

“Kami menyadari bahwa mahasiswa dan staf, baik yang berlatar belakang Yahudi/Israel maupun mereka yang mendukung gerakan pro-Palestina, terkadang merasa tidak aman untuk menyampaikan pandangan. Hal ini sangat kami sesalkan. EUR tetap berkomitmen menciptakan lingkungan kampus yang aman dan penuh rasa hormat, di mana dialog, perbedaan pendapat, dan saling menghargai dijunjung tinggi,” tutup pernyataan tersebut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular