Sunday, September 28, 2025
HomeBeritaKapal Global Sumud Flotilla bersiap bertolak dari Yunani menuju Gaza

Kapal Global Sumud Flotilla bersiap bertolak dari Yunani menuju Gaza

Armada kapal yang dikenal sebagai “Flotilla of Solidarity” atau Armada Solidaritas, bersiap meninggalkan Pulau Kreta, Yunani, menuju Jalur Gaza dalam beberapa jam ke depan.

Keberangkatan ini tetap dilaksanakan meski dalam beberapa hari terakhir rombongan tersebut mengalami serangan drone, yang oleh para penggagas aksi dituding berasal dari Israel.

Armada ini terdiri atas lebih dari 50 perahu dengan ratusan aktivis dari 45 negara. Di antara mereka terdapat 54 warga Prancis, 15 warga Belgia, sejumlah dokter, serta figur publik, termasuk aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg.

Rangkaian perjalanan dimulai sejak akhir Agustus lalu, ketika konvoi pertama bertolak dari Pelabuhan Barcelona, Spanyol.

Disusul kemudian oleh rombongan lain dari Pelabuhan Genoa, Italia, pada 1 September, serta tambahan kapal dari beberapa negara lain.

Tujuan utama mereka adalah membuka jalur kemanusiaan menuju Gaza serta menembus blokade yang telah berlangsung lama, di tengah agresi militer Israel yang disebut organisasi hak asasi manusia sebagai bentuk genosida.

Israel sebelumnya telah melontarkan ancaman akan menghalangi armada ini memasuki wilayah yang mereka sebut “zona pertempuran”, dan menegaskan bahwa setiap upaya menembus blokade akan digagalkan.

Di Eropa, aksi solidaritas ini memicu dukungan luas. Lebih dari 140 seniman, penulis, dan jurnalis di Prancis dan Belgia menyerukan kepada pemerintah masing-masing agar memberikan perlindungan diplomatik bagi warganya yang ikut serta.

Dalam artikel di majalah Nouvel Obs, mereka menegaskan bahwa hukum internasional mewajibkan negara melindungi warga negaranya dan menjamin sampainya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Italia dan Spanyol bahkan telah mengirim kapal perang untuk mengawal warga mereka yang terlibat dalam armada tersebut.

Sementara Menteri Luar Negeri Yunani menyatakan negaranya berkomitmen menjamin pelayaran aman armada itu ketika melintasi perairan teritorial Yunani.

Harapan utama para penyelenggara adalah dapat mematahkan blokade yang semakin mencekik Gaza.

Kekurangan pangan, obat-obatan, dan bahan bakar sudah mencapai titik kritis. Pada Agustus lalu, PBB secara resmi menyatakan Gaza memasuki fase kelaparan.

Armada kali ini disebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah upaya internasional menuju Gaza, dengan jumlah kapal yang belum pernah sebesar ini.

Jalur Gaza sendiri dihuni sekitar 2,2 juta orang, yang telah berada dalam kondisi blokade Israel selama 18 tahun dan diperketat dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak 2 Maret lalu, Israel menutup seluruh perlintasan menuju Gaza, melarang masuknya makanan maupun bantuan kemanusiaan.

Akibatnya, ribuan truk bantuan tertahan di perbatasan, sementara krisis kelaparan merenggut nyawa ratusan warga Palestina.

Dengan dukungan militer dan politik Amerika Serikat, operasi militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 66.000 orang, melukai lebih dari 167.000 orang lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Kelaparan yang menyertai situasi ini juga telah merenggut nyawa 442 warga, termasuk 147 anak-anak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler