Sunday, May 25, 2025
HomeBeritaKaryawan protes, Microsoft diduga sensor kata “Palestina” dan “Genosida” dalam email internal

Karyawan protes, Microsoft diduga sensor kata “Palestina” dan “Genosida” dalam email internal

Sejumlah karyawan Microsoft pada pekan ini melaporkan bahwa perusahaan diduga memblokir email internal yang memuat kata-kata seperti “Palestine” (Palestina), “Gaza,” “genocide” (genosida), “apartheid,” dan “IOF off Azure” di server Exchange internal mereka.

Beberapa laporan, termasuk dari CNBC dan Drop Sites, menyebutkan bahwa karyawan mulai menyadari perubahan ini pada Rabu (21/5), saat mereka melakukan pengujian pengiriman email dengan dan tanpa kata-kata tersebut.

Email yang memuat kata-kata ini gagal terkirim, sementara yang tidak memuat kata tersebut terkirim dengan normal.

Seorang karyawan yang menggunakan kata “apartheid” di tanda tangan emailnya mengatakan bahwa sekitar pukul 11.30 siang waktu Pasifik, email yang dikirim berhasil, namun hanya beberapa menit sebelum tengah hari, email dengan tanda tangan tersebut tidak dapat dikirimkan.

Dalam forum internal perusahaan, beberapa karyawan mempertanyakan mengapa email dengan kata “Israel” bisa terkirim tetapi kata “Palestine,” “Gaza,” dan istilah lain diblokir.

Modifikasi kata seperti “P4lestine” dilaporkan berhasil terkirim dalam pengujian mereka.

Seorang karyawan bertanya di forum tersebut, “Apakah perusahaan meninggalkan inisiatif inklusivitas atau ini hanya menargetkan orang Palestina dan pendukungnya?”

Frank Shaw, Kepala Komunikasi Microsoft, menanggapi dengan mengatakan bahwa email tidak diblokir atau disensor, kecuali email yang dikirim ke grup distribusi besar. Ia juga menyebut bahwa ada sedikit keterlambatan pengiriman, dan tim sedang berupaya mempersingkatnya.

Namun, karyawan melaporkan kepada CNBC bahwa email dengan kata-kata tersebut tetap tidak terkirim bahkan ketika dikirim ke kelompok kecil rekan kerja untuk keperluan pekerjaan biasa.

Salah satu karyawan mengatakan bahwa email berisi laporan kepada HR dengan kata-kata tersebut baru mendapat balasan otomatis lebih dari 24 jam kemudian dan tidak muncul di portal HR secara online selama waktu itu.

Kelompok No Azure for Apartheid melaporkan bahwa beberapa email terlambat sampai tujuh jam atau lebih, dan diduga mengalami pemeriksaan manual sebelum dikirimkan.

Microsoft juga menghadapi protes yang meningkat terkait penggunaan produk AI mereka oleh militer Israel.

Demonstran sempat mengganggu beberapa sesi konferensi Microsoft Build pekan ini, termasuk menyoroti keterlibatan eksekutif seperti Sarah Bird, Kepala AI Bertanggung Jawab Microsoft, dan Neta Haiby, Kepala Keamanan AI yang sebelumnya anggota Angkatan Pertahanan Israel.

Beberapa karyawan Microsoft yang vokal mengkritik dukungan perusahaan terhadap militer Israel telah dipecat, termasuk Joe Lopez yang menghentikan pidato CEO Satya Nadella dan dua insinyur perangkat lunak yang memprotes penggunaan AI Microsoft oleh militer Israel.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular