Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, kata seorang pejabat Gedung Putih pada Rabu, (7/8).
“Kita lebih dekat dari apa yang kita bayangkan,” kata Penasehat Komunikasi Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan, seperti dikutip Anadolu Agency.
Menurut Kirby, pihaknya menyakini kedua pihak hanya perlu melakukan sedikit pekerjaan akhir untuk mencapai kesimpulan.
Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei mengatakan, Israel telah mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri genosida di Gaza dan mengamankan pembebasan sandera. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, dan rekonstruksi Gaza.
Sekitar 39.600 warga Palestina telah tewas dalam hampir 10 bulan sejak Israel melancarkan serangan brutal terhadap Gaza yang dimulai pada 7 Oktober setelah serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Serangan tersebut telah memicu peningkatan ketegangan regional, dengan eskalasi terbaru terjadi pada Rabu lalu ketika kepala politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Iran.
Kirby mengatakan AS terlibat dalam “diplomasi intens” untuk mencegah eskalasi lebih luas di Timur Tengah dan mengawasi peristiwa antara Iran dan Israel “dengan sangat cermat.”
Kata Kirby, AS tidak ingin konflik meningkat di kawasan. Kirby mengatakan Washington telah memindahkan pasukan AS ke wilayah tersebut dan akan membela Israel jika diserang.
“Jika Iran maju, kami akan memastikan kami siap untuk membela Israel demi kepentingan kami sendiri. Dan kami percaya bahwa penyesuaian postur kekuatan yang diperintahkan oleh presiden dan diarahkan oleh sekretaris pertahanan (Lloyd Austin) menempatkan kami dalam posisi yang baik untuk melakukan hal itu,” kata Kirby.
Pentagon mengumumkan pada Jumat bahwa AS akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah menjelang kemungkinan pembalasan oleh Iran terhadap Israel.