Pada Rabu, keluarga para korban tahanan penjara rezim Bashar al-Assad mencoba mengidentifikasi kerabat mereka melalui foto-foto yang dipajang di dinding Rumah Sakit Al-Mujtahid di Damaskus selatan.
Mereka juga mencari keberadaan keluarga mereka di ruang mayat para korban penyiksaan disimpan.
Sekitar 40 mayat yang dimasukkan dalam kantong dan menunjukkan bekas-bekas penyiksaan baru-baru ini dipindahkan dari ruang mayat Rumah Sakit Militer Harasta ke Rumah Sakit Al-Mujtahid untuk prosedur otopsi.
Foto-foto sangat sulit untuk dikenali
Muhammad Halaf, seorang warga dari provinsi Hama, mengatakan kepada Anadolu bahwa ia tidak pernah mendengar kabar keberadaan saudaranya sejak 2014.
Setelah kejatuhan rezim Assad, ia pergi ke Penjara Sednaya, yang dikenal sebagai “rumah penyembelihan” pada masa pemerintahan Assad.
“Saya tinggal di sana selama dua hari. Mereka bilang ada ruang bawah tanah yang berbeda. Kami menunggu tim Pertahanan Sipil Suriah untuk menemukannya, namun tidak ada jejak yang ditemukan,” ucap Halaf.
Ia menambahkan bahwa nama saudaranya tidak tercatat dalam daftar tahanan dari Sednaya atau di antara mereka yang selamat dari penjara tersebut.
Halaf datang ke Damaskus untuk memastikan apakah saudaranya termasuk di antara mayat-mayat yang ada di Rumah Sakit Al-Mujtahid.
Namun, ia tidak dapat menemukan saudaranya di antara foto-foto yang dipajang di dinding rumah sakit.
“Ada foto-foto untuk keperluan identifikasi di dinding. Mata seseorang dicongkel, yang lain disiksa dengan sangat kejam. Foto-foto itu sangat sulit untuk dilihat. Saya berharap mereka hanya mati dan tidak harus menanggung penderitaan seperti ini,” ujarnya.
Meski melalui ujian yang mengerikan ini, Halaf bertekad untuk terus mencari saudaranya.