penjara

Dua Tahanan Palestina Tangguhkan Aksi Mogok Makan

GAZA MEDIA, YERUSSALEM – Dua tahanan Palestina bernama Kayed al-Fosfous dan Ayad al-Harimy, menangguhkan mogok makan terbuka, yang telah mereka mulai, sebagai penolakan terhadap kebijakan penahanan administratif terhadap mereka.

Kantor Penerangan Tahanan menyatakan dalam sebuah pernyataan, Senin (22/11) malam, tahanan Kayed al-Fosfous dari Hebron menangguhkan mogok makannya yang berlangsung selama 131 hari, dalam penolakan penahanan administratifnya, setelah kesepakatan pembebasannya pada 14 Desember, asalkan dia tetap ditahan di rumah sakit dan penahanannya administrasinya tetap dibekukan sampai dia dibebaskan.

Adapun tahanan Al-Harimi, seperti yang diumumkan pihak tahanan, dia menangguhkan mogok makannya setelah kesepakatan dengan pasukan ‘Israel’ untuk menetapkan batas akhir penahanan administratifnya, sehingga dia akan dibebaskan pada 4 Maret 2022.

Al
Ayad al-Harimy

Perkumpulan para tahan dalam keterangannya, menyebutkan bahwa Al-Harimi melakukan pemogokan yang berlangsung selama sekitar dua bulan sebagai protes terhadap penahanan administratifnya. Akhir-akhir ini kondisi kesehatannya memburuk, tak mampu berdiri, penglihatan kabur, dan mengalami muntah terus menerus. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh penolakannya untuk mengkonsumi suplemen.

Patut dicatat, Al-Harimi (28), asal Betlehem berada di penjara klinik Ramle, dan telah ditahan secara administratif sejak April 2021. Dia adalah mantan tahanan yang berulang kali ditangkap, dan ‘Israel’ menangkapnya kembali tak lama setelah pembebasannya. []

Nael Barghouti 42 Tahun Di Penjara ‘Israel’

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Nael Barghouti (64) telah menghabiskan waktu 42 tahun di penjara ‘Israel’ dan menjadi tahanan terlama sejak masa pendudukan.

Organisasi hak asasi manusia Palestina, Addameer, mengatakan, tentara Israel sering mengisolasi tahanan Palestina dalam “kondisi yang sangat keras” di penjara Negev. Israel juga telah melucuti barang-barang pribadi tahanan tersebut di dalam sel yang bahkan tak layak untuk manusia.

Pada 6 September, enam tahanan Palestina berhasil melarikan diri dari penjara Gilboa dengan menggali terowongan dari sel mereka ke luar penjara. Pasukan Israel, berhasil menangkap kembali mereka satu pekan kemudian.

Tamim Salem, salah satu dari lima tahanan, mengatakan kepada LSM Addameer bahwa mereka hidup dalam kondisi sulit, di mana para tahanan tetap diborgol dan kaki mereka dirantai ketika mereka keluar untuk istirahat.

LSM Addameer menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk mengunjungi para tahanan, melihat kondisi mereka, dan menggunakan segala cara untuk menekan (Israel) agar mencabut hukuman kolektif yang merendahkan martabat (tahanan) dan merendahkan martabat kemanusiaan. []

Sami Al-Amour Meninggal di Penjara Calon Istri Menangis Sedih

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Calon istri Sami al-Amour menangis setelah menerima kabar kematiannya di penjara ‘Israel’ pada Kamis (18/11) gara-gara kelalaian medis yang disengaja.

Kamis (18/11) dini hari , Sami Abed Al-Amour syahid di dalam penjara ‘Israel’ akibat kelalaian medis yang disengaja.

Dalam siaran pers terkini dari pusat informasi tahanan, mereka menyatakan bahwa Sami Al-Amour telah Syahid, ia berasal dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, ia telah dijatuhi hukuman 19 tahun penjara, dan telah ditahan sejak 2008. [Lihat Calon Istri Al Amour Menangis Mendapat Kabar Kematian Tersebut]

Kemarin, pihak tahanan memperingatkan memburuknya kesehatan Sami Abed Al-Amour yang semakin serius , dan dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka, di mana dia menjalani operasi jantung yang sulit.

Tahanan Al-Amour termasuk di antara 550 tahanan yang sakit di penjara “Israel”.

Sami Al-Amour Meninggal di Penjara ‘Israel’

GAZA MEDIA, YERUSSALEM –  Kamis (18/11) dini hari , Sami Abed Al-Amour syahid di dalam penjara ‘Israel’ akibat kelalaian medis yang disengaja.

Dalam siaran pers terkini dari pusat informasi tahanan, mereka menyatakan bahwa Sami Al-Amour telah Syahid, ia berasal dari Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, ia telah dijatuhi hukuman 19 tahun penjara, dan telah ditahan sejak 2008. [Lihat Calon Istri Al Amour Menangis Mendapat Kabar Kematian Tersebut]

Kemarin, pihak tahanan memperingatkan memburuknya kesehatan Sami Abed Al-Amour yang semakin serius , dan dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Soroka, di mana dia menjalani operasi jantung yang sulit.

Tahanan Al-Amour termasuk di antara 550 tahanan yang sakit di penjara “Israel”. []

 

Miqdad Qawasmeh Bebas Setelah Mogok Makan 113 Hari

GAZA MEDIA, RAMALLAH –   Miqdad Qawasmeh pemuda Palestina yang ditahan ‘Israel’ tanpa tuduhan telah mengakhiri mogok makannya selama 113 hari, setelah pihak berwenang ‘Israel’ setuju membebaskannya.

Miqdad Qawasmeh merupakan mahasiswa berusia 24 tahun. Ia telah menghabiskan sekitar empat tahun di penjara ‘Israel’ pada beberapa waktu terpisah sejak 2015. Januari lalu, dia ditangkap lagi dan ditahan tanpa tuduhan berdasarkan ‘informasi rahasia’, di bawah sistem penahanan administratif Israel, demikian dilaporkan The New Arab.

Pada akhir Juli, Qawasmeh memulai mogok makan terbuka untuk memprotes pembaruan perintah penahanan enam bulannya dan menuntut pembebasannya. Dia kemudian dipindahkan ke klinik penjara Israel di Ramleh, kemudian ke rumah sakit Kaplan Israel menyusul penurunan kesehatan yang serius.

Qawasmeh dilaporkan menderita masalah penglihatan, nyeri terus-menerus, detak jantung rendah dan ketidakmampuan untuk bergerak. Pada akhir Oktober, ibunya melaporkan bahwa petugas medis Israel secara paksa menyuntikkan nutrisi ke dalam tubuhnya melalui infus.

Omar Qawasmeh, ayah Miqdad, mengatakan kepada radio lokal pada hari Kamis bahwa “keluarga itu sangat gembira”, setelah menerima berita tentang kesepakatan Miqdad untuk mengakhiri mogok makan yang “hampir mengakhiri hidupnya”. []