Monday, June 9, 2025
HomeBeritaKemenkes Gaza: Rumah sakit di ambang kematian massal akibat krisis bahan bakar

Kemenkes Gaza: Rumah sakit di ambang kematian massal akibat krisis bahan bakar

Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk. Dalam waktu kurang dari 48 jam, beberapa rumah sakit di wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami kematian massal jika pasokan bahan bakar tidak segera masuk.

Peringatan keras ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir Al-Barsh, dalam wawancara dengan Al Jazeera.

Menurut Dr. Al-Barsh, cadangan bahan bakar yang tersisa hanya cukup untuk dua hari ke depan, sementara kebutuhan darurat di ruang gawat darurat, perawatan intensif, dan ruang perawatan bayi baru lahir (NICU) semakin meningkat.

Ia menekankan bahwa penghancuran stasiun oksigen dan pemutusan pasokan bahan bakar telah mengakibatkan dampak serius terhadap layanan vital, seperti ruang operasi dan unit perawatan intensif.

“Jika bahan bakar berhenti masuk, semua layanan kesehatan akan lumpuh,” kata Al-Barsh.

Ia menggambarkan situasi saat ini sebagai “tahap kelima dari kematian massal”, dan memperingatkan bahwa rumah sakit bisa segera berubah menjadi kuburan.

“Bahan bakar adalah nadi kehidupan rumah sakit. Semua sistem pendukung hidup, dari ventilator hingga inkubator bayi, bergantung pada generator yang ditenagai bahan bakar,” ujarnya.

Ancaman paling nyata, menurutnya, akan dirasakan di ruang perawatan bayi, di mana anak-anak yang baru lahir sangat bergantung pada alat bantu pernapasan.

Ia juga menyoroti kelangkaan ekstrem obat-obatan dan perlengkapan medis yang semakin memperparah krisis.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut bahwa situasi saat ini telah memasuki “jam-jam paling kritis”.

Rumah sakit utama seperti Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Arab Al-Ahli diperkirakan akan berhenti beroperasi dalam waktu 24 jam apabila tidak ada pasokan bahan bakar yang masuk.

Bila 2 institusi ini tutup, menurut Kementerian, akan terjadi kehancuran total terhadap sistem layanan kesehatan di Kota Gaza.

Kementerian mendesak komunitas internasional untuk menekan otoritas pendudukan agar segera mengizinkan masuknya bahan bakar, suku cadang, dan pelumas untuk generator listrik rumah sakit.

Hingga kini, belum ada indikasi positif dari pihak Israel mengenai izin masuk bahan bakar tersebut.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara, Dr. Mohammad Abu Salmiya, mengungkapkan bahwa sebanyak 300 pasien gagal ginjal terancam jiwanya karena tidak dapat menjalani prosedur cuci darah.

“Kami berada di ambang bencana nyata di rumah sakit ini jika listrik tidak segera dipulihkan,” tegasnya.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular