Monday, August 25, 2025
HomeBeritaKereta Gideon gagal melaju: Operasi Israel di Khan Younis runtuh di tengah...

Kereta Gideon gagal melaju: Operasi Israel di Khan Younis runtuh di tengah jalan

Di tengah eskalasi kekerasan dan gempuran udara yang semakin intensif di Jalur Gaza, pasukan khusus Israel melancarkan sebuah operasi di Khan Younis pada dini hari Senin (24/8).

Namun, operasi itu berakhir gagal dan tidak mencapai sasaran yang diharapkan.

Dalam peristiwa tersebut, Ahmed Kamel Sarhan, pejabat yang membawahi operasi khusus di Brigade Nasser Salahuddin—sayap militer dari Komite Perlawanan Rakyat Palestina—tewas dalam serangan Israel di Khan Younis, Gaza bagian selatan.

Pada tahap awal, muncul dugaan bahwa operasi itu dimaksudkan untuk “membebaskan” tawanan Israel yang berada di tangan kelompok perlawanan Palestina.

Dugaan ini merujuk pada pola operasi sebelumnya yang dijalankan militer Israel dengan tujuan serupa.

Namun, sebagaimana yang sering terjadi, sebagian besar operasi itu justru berakhir dengan kegagalan.

Operasi terbaru ini dilancarkan dalam konteks yang lebih luas: intensifikasi serangan udara ke berbagai wilayah Gaza serta meluasnya krisis kelaparan di kalangan warga sipil.

Aksi tersebut juga dilakukan hanya sehari setelah militer Israel mengumumkan dimulainya serangan darat skala besar di bagian utara dan selatan Gaza, yang mereka beri nama “Kereta Gideon”.

Langkah itu diambil meskipun perundingan gencatan senjata tengah memasuki tahap yang digambarkan para mediator sebagai krusial.

Kronologi operasi dan dampaknya

Penyamaran dengan pakaian Perempuan

Sejumlah saksi mata di Khan Younis menuturkan kepada jurnalis Al Jazeera, Hani al-Syaar, bahwa satuan khusus Israel masuk ke kawasan tersebut dengan menyamar memakai pakaian perempuan dan mengendarai mobil sipil.

Mereka lalu menyerbu sebuah rumah, mengeksekusi seorang warga Palestina, serta menangkap istri dan anak-anaknya. Dalam proses penarikan mundur, pasukan itu juga menembak mati seorang anak lainnya.

Untuk menutupi pergerakan pasukan khusus itu, militer Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara dalam kurun 40 menit, disertai tembakan hebat dari helikopter dan tank.

Aksi tersebut menewaskan dan melukai puluhan orang. Serangan juga menghantam tenda-tenda pengungsi di pusat kota, serta sebuah pabrik obat yang berada di kompleks medis Nasser.

Menurut kantor berita Anadolu, istri dan anak-anak Ahmed Kamel Sarhan ikut ditangkap, termasuk seorang anak berusia 10 tahun yang sebelumnya tewas ditembak.

Hingga kini, belum jelas bagaimana pasukan Israel bisa menyusup ke kawasan operasi di Jalan Katibah dan Jalan 5, Khan Younis.

Namun, sumber keamanan dan saksi menyebut, pasukan Israel meninggalkan sebuah kotak kosong yang disamarkan menyerupai barang-barang pengungsi agar terlihat seperti bagian dari kerumunan sipil.

Gagal menangkap Sarhan

Brigade Nasser Salahuddin—sayap militer Komite Perlawanan Rakyat Palestina—menyatakan operasi Israel itu gagal.

Menurut mereka, tujuan utama pasukan khusus adalah menangkap Ahmed Kamel Sarhan.

Namun, operasi justru berakhir dengan gugurnya Sarhan yang dikenal dengan nama Abu Muhammad pada usia 43 tahun.

Dalam pernyataannya, Brigade Nasser menyebut Sarhan gugur setelah baku tembak dengan pasukan Israel yang mengepung rumahnya di kawasan Katibah, pusat Khan Younis.

Alih-alih ditangkap hidup-hidup, Sarhan tewas di lokasi. Televisi Al Aqsa melaporkan, jenazah Sarhan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

Versi Israel

Sejauh ini, militer Israel belum memberikan penjelasan resmi mengenai operasi di Khan Younis.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel, Efi Dvirein, hanya menyampaikan pernyataan singkat setelah operasi selesai, bahwa pasukan Israel “sedang berada di puncak operasi Kereta Gideon dan beraksi di seluruh wilayah Gaza”.

Juru bicara militer lainnya, Avichay Adraee, menulis di platform X bahwa “tidak ada perubahan dalam situasi” di Gaza, seakan menepis berbagai pemberitaan mengenai operasi di Khan Younis.

Sementara itu, koresponden radio militer Israel menilai operasi tersebut “tersendat dan tidak mencapai sasaran sebenarnya”.

Ia mempertanyakan urgensi mengirim pasukan khusus untuk mengeksekusi seseorang, padahal Israel bisa saja melakukan serangan udara.

Harian Yedioth Ahronoth kemudian melaporkan bahwa target operasi khusus di Khan Younis adalah menangkap Sarhan agar bisa diinterogasi, terutama terkait informasi mengenai tawanan Israel di Gaza.

Namun, operasi itu dinyatakan gagal. Radio Israel juga mengutip pernyataan seorang pejabat militer yang menegaskan bahwa misi tersebut tidak bertujuan membebaskan sandera, dan tidak ada korban di pihak pasukan Israel.

Situasi setelah operasi gagal

Sumber-sumber Palestina menyebutkan, selama operasi berlangsung, militer Israel melancarkan lebih dari 30 serangan udara yang menewaskan sedikitnya 6 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.

Informasi ini dikonfirmasi oleh tenaga medis setempat di Gaza selatan.

Menurut saksi mata, serangan itu menghantam sejumlah kawasan, termasuk kota-kota kecil al-Qarara, al-Fukhari, Bani Suheila, dan Ma’an, serta area sekitar Universitas al-Aqsha.

Serangan juga mengenai kawasan Katibah dan Jalan 5 di Khan Younis. Sebuah gedung keamanan di dalam kompleks medis Nasser ikut terkena serangan, menimbulkan kerusakan material dan menebar kepanikan di kalangan tenaga medis maupun pasien.

Warga melaporkan, helikopter Israel terbang rendah sambil menembakkan rentetan peluru, sehingga memicu ketakutan luas di kalangan penduduk.

Situasi semakin mencekam karena layanan internet di sebagian besar wilayah kota terputus, menyulitkan upaya komunikasi dan koordinasi penyelamatan.

Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menerima enam jenazah korban dan puluhan orang luka-luka. Kondisi di rumah sakit digambarkan “mengerikan” karena fasilitas medis berada dalam kekurangan pasokan obat-obatan dan perlengkapan.

Sejumlah korban bahkan terpaksa dibawa menggunakan gerobak sederhana atau truk, lantaran mobil ambulans sulit menjangkau lokasi akibat gempuran yang terus berlangsung.

Serangan udara juga menimbulkan kerusakan parah pada bangunan tempat tinggal dan infrastruktur, terutama di kawasan al-Fukhari dan Bani Suheila, wilayah timur Khan Younis.

Di kompleks medis Nasser, ruang keamanan mengalami kerusakan berat akibat hantaman, sementara gudang cairan infus dan perlengkapan medis ikut rusak.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular