Tuesday, November 25, 2025
HomeBeritaLembaga HAM Israel kecam pembersihan etnis di Tepi Barat

Lembaga HAM Israel kecam pembersihan etnis di Tepi Barat

Pusat HAM Israel, B’Tselem, menuding pemerintah Israel melakukan praktik “pembersihan etnis” di Tepi Barat.

Tuduhan itu disampaikan seiring laporan bahwa 1.003 warga Palestina tewas sejak Oktober 2023 di wilayah pendudukan tersebut, tanpa adanya mekanisme akuntabilitas yang efektif, baik dari dalam maupun luar Israel.

Dalam pernyataannya, Senin, B’Tselem menegaskan bahwa serangan harian kelompok pemukim terhadap warga Palestina berlangsung dalam iklim impunitas penuh.

Lembaga itu mencatat, dalam 21 kasus pembunuhan yang dilakukan pemukim, tidak ada satu pun yang berujung pada vonis atau kecaman resmi dari pihak Israel.

Meski sebagian besar serangan telah terdokumentasi, aparat penegak hukum hampir tak pernah membuka penyelidikan.

B’Tselem juga menyoroti kebijakan militer Israel yang sejak Oktober 2023 mempersenjatai dan merekrut ribuan pemukim, serta menerapkan aturan tembak yang longgar di Tepi Barat.

Menurut lembaga tersebut, kebijakan ini menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya pengusiran paksa warga Palestina dari desa-desa dan lahan pertanian mereka.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menilai bahwa serangan para pemukim merupakan bagian dari strategi sistematis untuk menebar ketakutan dan memaksa warga Palestina meninggalkan tanah mereka.

Dalam pernyataannya, Sabtu, kementerian itu menegaskan bahwa pemerintah Israel memikul “tanggung jawab penuh dan langsung” atas berbagai pelanggaran tersebut.

Pemerintah Palestina menuding kebijakan kabinet Israel yang semakin ekstrem sebagai faktor yang mendorong pemukim melakukan lebih banyak kekerasan.

Sekaligus memupuk pola teror yang terorganisasi terhadap warga di kota, desa, hingga kamp-kamp pengungsi.

Palestina juga menyerukan Dewan Keamanan PBB agar membentuk kekuatan perlindungan internasional untuk warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan.

Selain itu, masyarakat internasional diminta mengambil langkah cepat dan mengikat untuk menghentikan tindak kekerasan serta memproses para pelaku sesuai hukum internasional.

Dalam dua tahun terakhir, Tepi Barat mengalami eskalasi kekerasan paling serius sejak dua dekade terakhir.

Serangan pemukim yang meliputi pembakaran rumah, kendaraan, hingga intimidasi terhadap petani, kerap terjadi dengan perlindungan dari tentara Israel.

Selain ratusan warga yang tewas, data Otoritas Palestina menunjukkan bahwa sekitar 11.000 warga terluka akibat serangan tentara dan pemukim sejak 2023.

Lebih dari 20.000 orang ditahan, baik dalam operasi militer maupun penggerebekan rutin, menurut laporan dari Otoritas Perlawanan Tembok dan Permukiman.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler