Lembaga kemanusiaan pada Ahad (5/2) menyatakan sejauh ini hanya sekitar 9.800 truk bantuan yang dapat memasuki Jalur Gaza sejak penjajah Israel melakukan serangan, jauh menurun dari angka bantuan 600 truk per hari sebelum serangan.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan antara 21 Oktober dan 1 Februari, hampir 7.000 truk bantuan masuk dari perbatasan Rafah dan 2.884 truk masuk dari penyeberangan Karem Abu Salem.
Bahan-bahan bantuan, termasuk makanan, air, perlengkapan medis dan obat-obatan, didistribusikan ke badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan rumah sakit.
Jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza selama periode ini setara dengan sekitar 95 truk per hari. Sebelum serangan Israel, sekitar 600 truk memasuki Gaza setiap hari.
Serangan Israel juga telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Tanpa air, warga Gaza akan tewas
Sementara itu, UNRWA pada Ahad (5/2) menegaskan tanpa air bersih, lebih banyak orang akan meninggal karena kekurangan dan penyakit.
“Tim UNRWA kami telah mengirimkan hampir 20.000.000 liter air kepada masyarakat di Gaza. Tapi itu tidak cukup,” kata badan tersebut pada X.
UNRWA mengatakan sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di Jalur Gaza, mereka akan melakukan apa untuk mendukung masyarakat di Gaza.
