Monday, November 18, 2024
HomeBeritaPalestinaMahasiswa AS mogok makan, tuntut kampus tarik investasi dari Israel

Mahasiswa AS mogok makan, tuntut kampus tarik investasi dari Israel

Sejumlah mahasiswa Brown University di Amerika Serikat melakukan aksi mogok makan guna menuntut kampusnya melakukan divestasi dari perusahaan yang mengeruk profit dari bisnisinya dengan penjajah Israel.

Aksi yang dilakukan 19 mahasiswa tersebut dimulai pada 2 Februari sebagai bentuk protes terhadap serangan militer Israel ke Gaza. 

Para mahasiswa, yang terkumpul dalam Brown Divest Coalition, meminta kampusnya menyetujui proposal divestasi yang menuntut kampus dan pemerintah daerah menarik investasi di perusahaan-perusahaan Israel.

Divestasi merupakan tindakan penarikan sebagian atau seluruh aset baik dalam bentuk uang ataupun alat di suatu perusahaan.

“Kita telah melakukan berbagai cara untuk menunjukkan kepada kampus terkait sikap dan apa saja tuntutan kita,” ungkap Niyanta Nepal (21), salah satu mahasiswi pemogok makan, melansir The Guardian.

Universitas Brown, yang berlokasi di Rhode Island, merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi bergengsi, menempati peringkat 9 di Amerika Serikat.

Kampus ini juga menjadi salah satu yang paling aktif menyuarakan protes terhadap aksi militer Israel di Gaza. 

Para mahasiswa Brown University, Amerika Serikat, melakukan aksi mogok makan untuk menuntut kampusnya menarik investasi dari perusahaan yang terafiliasi Israel. Foto: Alicia Joo
Para mahasiswa Brown University, Amerika Serikat, melakukan aksi mogok makan untuk menuntut kampusnya menarik investasi dari perusahaan yang terafiliasi Israel. Foto: Alicia Joo

Lebih dari 60 mahasiswa telah ditangkapi selama aksi yang sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.

November lalu, seorang mahasiswa Brown University keturunan Palestina bernama Hisyam Awartani ditembak seorang pria kulit putih saat sedang berjalan bersama tiga sahabatnya di Burlington, Vermont.

Hisyam terkenal aktif dalam aktivisme kampus, khususnya dalam beberapa bulan terakhir saat puluhan ribu nyawa saudara-saudarinya berjatuhan di Gaza.

Ia meyakini, penembakan Jason Eaton (48) terhadap dirinya dilatari kebencian bermotif rasisme.

Para mahasiswa menyatakan akan terus melakukan aksi mogok makannya sampai pihak Brown menyetujui membahas proposal divestasi dengan perusahaan di bawah manajemen kampus.

“Meski saya merasa sedikit pusing, tapi saya masih beruntung. Kalau suatu masalah mulai muncul, saya bisa langsung lari ke rumah sakit. Suatu hal yang tidak lagi dimiliki saudara-saudara saya di Gaza,” ujar seorang mahasiswa keturunan Palestina, melansir The Nation.

Aksi mogok makan ini telah menjadi pemberitaan meluas di Amerika.

Merespons hal ini, pihak Brown melakukan sejumlah tindakan. Mulai dari melarang reporter meliput aksi, menghapus pesan dukungan untuk Palestina di lingkungan kampus, dan memperingati pemogok makan agar tidak mengunggah aktivisme harian mereka ke media sosial.

Namun para mahasiswa optimis bahwa tujuan aksi dapat tercapai sebagaimana pada 1986 senior mereka pernah melakukan hal serupa ketika memprotes politik apartheid di Afrika Selatan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular