Tuesday, March 18, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Bagaimana parasut menjadi senjata rahasia Hamas?

Media Israel: Bagaimana parasut menjadi senjata rahasia Hamas?

Surat kabar Calcalist Israel memuat artikel yang ditulis oleh Nitzan Sadan yang membahas bagaimana parasut layang—yang dilengkapi dengan mesin—telah berubah menjadi senjata udara rahasia yang digunakan oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.

Penulis menjelaskan bahwa parasut ini awalnya digunakan sebagai alat hiburan untuk olahraga dan wisata.

Lalu, diadopsi oleh pasukan komando dari Amerika Serikat (AS) hingga Korea Utara, dan akhirnya dimanfaatkan oleh Hamas sebagai alat penetrasi dalam rencana strategis mereka.

Dikatakan bahwa ada dua jenis utama parasut layang ini. Yang pertama adalah jenis yang dilengkapi dengan mesin dan tangki bahan bakar yang diikatkan ke sabuk yang dikenakan di punggung, yang lebih sederhana dan lebih murah.

Jenis kedua dilengkapi dengan roda, lebih stabil di udara, dan memungkinkan pengangkutan lebih dari satu orang. Kedua jenis parasut ini digunakan oleh pejuang Hamas dalam serangan 7 Oktober, menurut surat kabar Israel tersebut.

Perkembangan

Penulis menyebutkan bahwa ide parasut layang bermesin dimulai pada tahun 1930-an oleh insinyur Amerika, Buddy Bushmeyer.

Ia merancang model dengan mesin kecil yang bisa dijatuhkan dari pesawat dan terbang secara mandiri, tetapi proyek ini tidak dilanjutkan setelah kematiannya.

Upaya pengembangan parasut layang terus berlanjut. Hingga pada tahun 1981, insinyur Jerman, Bernd Jerrtig, menciptakan terobosan dengan menemukan parasut bermesin yang bisa dikenakan tanpa memerlukan struktur logam, yang membuatnya lebih praktis.

Selanjutnya, pada tahun 1986 di Prancis, parasut ini dikembangkan menjadi produk komersial. Parasut ini membantu penyebarannya sebagai alat olahraga dan rekreasi, menurunkan biayanya, dan meningkatkan popularitasnya.

Penulis juga mencatat bahwa perkembangan ini pertama-tama menarik perhatian militer yang melihat parasut ini sebagai alat murah dan efektif.

Tujuannya untuk mengangkat pasukan khusus, mengingat kesulitan dalam mendeteksi parasut ini melalui radar serta rendahnya jejak termal dan suara dibandingkan dengan helikopter.

Pilihan militer?

Meskipun ada perhatian militer terhadap parasut ini, penulis menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan bersenjata tidak mengadopsi parasut ini sebagai alat tempur utama.

Mereka lebih memilih menggunakan helikopter untuk memindahkan pasukan dengan cepat dan efisien.

Namun, kelompok bersenjata, berbeda dengan angkatan bersenjata reguler, menemukan parasut ini sebagai alat yang sempurna. Alasannya, karena biayanya yang rendah dan kemudahan penggunaannya dalam operasi penyusupan cepat.

Penulis juga menyoroti bahwa dokumen yang ditemukan oleh Israel di Gaza mengungkapkan bahwa penggunaan parasut ini bukan sekadar pilihan taktis. Melainkan bagian dari “strategi tipu daya” yang diterapkan oleh Yahya Sinwar.

Hamas membentuk klub-klub penerbangan parasut, yang memberi kesan kepada Israel bahwa penggunaannya hanya untuk tujuan sipil, yang menyebabkan kelemahan dalam pengawasan dari lembaga keamanan Israel.

Penulis di Calcalist menegaskan bahwa militer Israel tidak siap untuk jenis serangan ini. Sistem pertahanan udara seperti “Iron Dome” lebih fokus untuk mencegat roket, sementara tidak ada mekanisme yang jelas untuk menangani ancaman dari parasut layang.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular