Media Israel mengungkapkan bahwa Hamas telah memberi jaminan kepada keluarga tahanan Palestina terkemuka, Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat, bahwa keduanya akan dibebaskan dalam tahap kedua kesepakatan pertukaran tahanan, meskipun ada penolakan dari Israel.
Menurut laporan Kan TV, Hamas berencana melakukan langkah strategis untuk mengambil alih kendali atas Otoritas Palestina (PA) setelah Presiden Mahmoud Abbas.
Channel tersebut melaporkan bahwa Barghouti memiliki peluang tertinggi untuk memenangkan pemilihan di masa depan.
Laporan ini juga mencatat bahwa pembebasan Barghouti dari penjara akan membuatnya berutang budi kepada Hamas atas kebebasannya, meskipun ia merupakan figur terkemuka dari gerakan Fatah.
Sumber yang sama juga menyatakan bahwa Israel menentang keras pembebasan kedua tokoh tersebut, dengan alasan tidak akan membebaskan Barghouti dan Saadat.
Marwan Barghouti, mantan pemimpin Brigade Martir Al-Aqsha, dituduh merencanakan dan melaksanakan serangan yang menyebabkan kematian warga Israel.
Ia ditangkap pada tahun 2003 dan dijatuhi hukuman lima kali seumur hidup ditambah 40 tahun penjara.
Sementara itu, Ahmed Saadat, mantan pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), dijatuhi hukuman 30 tahun penjara pada tahun 2008 atas keterlibatannya dalam perencanaan pembunuhan Menteri Pariwisata Israel, Rehavam Ze’evi.
