Saturday, February 22, 2025
HomeBeritaMedia Israel: Khawatir runtuhnya kesepakatan Gaza, tentara siapkan berbagai skenario

Media Israel: Khawatir runtuhnya kesepakatan Gaza, tentara siapkan berbagai skenario

Walla Israel
Tentara Israel telah menyetujui rencana pertahanan dan serangan di Gaza, menurut situs web Israel (Aljazeera.net)

Situs berita Israel Walla melaporkan bahwa para pejabat keamanan Israel khawatir tentang ketidakjelasan terkait tahap-tahap berikutnya dalam kesepakatan pertukaran tahanan di Jalur Gaza.

Mereka memperingatkan potensi runtuhnya secara bertahap perjanjian gencatan senjata yang saat ini berlaku.

Menurut laporan tersebut, tentara Israel telah bersiap untuk berbagai skenario dengan menyetujui rencana pertahanan dan serangan di Gaza.

Persiapan ini dilakukan bekerja sama dengan dinas intelijen dalam negeri Israel (Shin Bet) untuk memastikan kesiapan penuh menghadapi situasi yang mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Para pejabat Israel juga menyebutkan bahwa Hamas telah melakukan evaluasi mendalam terkait jalannya perang, memperkuat kembali infrastrukturnya, serta merekrut pejuang baru.

Selain itu, Hamas dikatakan tengah meningkatkan penggunaan alat peledak dan taktik non-konvensional sebagai persiapan menghadapi kemungkinan kembalinya pertempuran.

Walla juga mengutip penilaian keamanan Israel yang menyatakan bahwa Hamas mengirim orang-orang untuk memantau titik-titik lemah pertahanan tentara Israel di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.

Berdasarkan estimasi keamanan Israel, jika kesepakatan gencatan senjata gagal dan pertempuran di Gaza kembali pecah, kelompok Houthi di Yaman kemungkinan akan melanjutkan serangan mereka terhadap Israel.

Oleh karena itu, Israel telah meningkatkan upaya pengumpulan intelijen terkait target-target potensial di Yaman.

Sementara itu, Lembaga Penyiaran Israel, melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memutuskan untuk secara resmi memulai negosiasi tahap kedua dari kesepakatan pertukaran tahanan pada pekan depan.

Negosiasi ini didasarkan pada syarat utama berupa perlucutan senjata Hamas.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, dalam sebuah pernyataan menegaskan bahwa penarikan perlawanan dari Gaza atau pelucutan senjatanya adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.

Ia menekankan bahwa pengaturan apapun terkait masa depan Gaza harus dicapai melalui konsensus nasional Palestina.

Perjanjian gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada 19 Januari 2024. Perjanjian itu akan dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini terdiri dari tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari.

Selama periode ini, negosiasi akan terus berlangsung untuk memulai tahap kedua dan ketiga, dengan tujuan akhir mengakhiri perang yang dimulai sejak 7 Oktober 2023.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular