Thursday, January 30, 2025
HomeBeritaMesir tolak relokasi 2 juta warga Gaza ke negaranya

Mesir tolak relokasi 2 juta warga Gaza ke negaranya

Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menegaskan kembali penolakan keras negaranya terhadap segala upaya pemindahan paksa atau pengusiran masyarakat Gaza dari tanah mereka. Ia menyoroti bahwa Mesir kini menampung lebih dari 10 juta pengungsi.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Selasa (hari ini) dalam sesi Tinjauan Periodik Universal Hak Asasi Manusia di Jenewa, yang juga memuat komitmen Mesir terhadap perlindungan hak asasi manusia dan perlindungan pengungsi.

Sejak dimulainya proses tinjauan ini, Mesir telah berpartisipasi dalam setiap putaran, termasuk pada tahun 2010, 2014, dan 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Abdelatty mengungkapkan bahwa Mesir menerima 372 rekomendasi terkait hak asasi manusia dalam tinjauan terakhir pada 2019, di mana 301 rekomendasi di antaranya diterima.

Abdelatty menambahkan bahwa pemerintah Mesir telah melakukan upaya signifikan selama lima tahun terakhir untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi tersebut.

Mengenai pengungsi, Abdelatty menegaskan komitmen Mesir untuk memastikan bahwa warga negara asing yang tinggal di negara ini mendapatkan hak mereka.

Dia menyebutkan, Mesir telah memikul tanggung jawab besar atas nama komunitas internasional dengan menampung sejumlah besar pengungsi dan migran ilegal selama bertahun-tahun.

“Mesir memastikan bahwa pengungsi dan migran dapat mengakses layanan dasar, berintegrasi dalam masyarakat Mesir, dan tidak dibatasi di kamp-kamp atau pusat pengungsi,” ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa kemampuan Mesir untuk terus melakukan upaya tersebut kini terancam, terutama mengingat kurangnya dukungan internasional yang memadai dibandingkan dengan tekanan yang dihadapi Mesir.

Abdelatty mengulang kembali sikap Mesir yang sudah lama menentang segala upaya untuk merelokasi atau mendorong pengungsian paksa suatu populasi, baik secara sementara maupun permanen.

Menurutnya, tindakan seperti itu “mengancam stabilitas dan merusak peluang perdamaian serta hidup berdampingan antarbangsa.”

Meski tidak merinci kelompok mana yang dimaksud, komentar tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan pemindahan penduduk Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania. Trump mengutip kondisi Gaza yang tidak memiliki ruang huni yang cukup akibat perang Israel sejak 7 Oktober 2023.

Mesir dan Yordania telah menegaskan penolakan mereka terhadap ide pemindahan penduduk Palestina dari tanah air mereka, baik secara sementara maupun permanen.

Perang yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan lebih dari 47.000 warga Palestina tewas, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, sementara gencatan senjata sementara telah diberlakukan. Serangan ini menyebabkan kerusakan besar dan krisis kemanusiaan yang mendalam di wilayah tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular