Saturday, December 21, 2024
HomeBeritaMiliter Israel mulai rekrut warga ultra-Ortodoks mulai Minggu

Militer Israel mulai rekrut warga ultra-Ortodoks mulai Minggu

YERUSALEM

Militer Israel berencana mulai merekrut ribuan pria ultra-Ortodoks untuk wajib militer mulai hari Minggu, menurut laporan media Israel pada Selasa, (16/7).

Bulan lalu, Mahkamah Agung Israel memutuskan pria ultra-Ortodoks, atau Haredi, wajib mengikuti program militer. Vonis itu juga mengancam penghentian bantuan keuangan bagi lembaga-lembaga yang tidak mematuhi kewajiban militer.

Suratkabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengabarkan militer akan merekrut ribuan Yahudi Haredi mulai hari Minggu.

Militer Israel menyatakan, perekrutan kalangan Haredi perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasukan. “Karena mengandalkan pendaftaran sukarela saja tidak cukup,” ungkap laporan tersebut.

Yahudi Haredi, yang mengisi sekitar 13% dari populasi Israel yang berjumlah sekitar 9,9 juta, tidak menjalani wajib militer dengan alasan komitmen untuk mempelajari Taurat.

Baca juga: Dua jenderal Israel dikeroyok yahudi ultra-Ortodoks di pinggiran Tel Aviv

Baca juga: Israel bentuk komite khusus untuk prajurit dengan gangguan psikologis pasca perang

Undang-Undang Israel mewajibkan setiap warga negara berusia di atas 18 tahun untuk menjalani wajib militer. Dan, pengecualian Haredi dari wajib militer telah menjadi isu kontroversial selama beberapa dekade.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 38.700 warga Palestina telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, selatan Gaza, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei.

 

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular