Friday, May 23, 2025
HomeBeritaNetanyahu sebut Prancis, Inggris, Kanada dukung Hamas lawan Israel

Netanyahu sebut Prancis, Inggris, Kanada dukung Hamas lawan Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Kamis (waktu setempat), menuding Prancis, Inggris, dan Kanada telah mendukung kelompok Hamas untuk terus berperang tanpa akhir melawan Israel, lansir Middle East Eye pada Kamis (22/5).

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu setelah ketiga negara tersebut mengkritik keras tindakan Israel di Gaza yang mereka sebut sebagai “tindakan tercela”.

Dalam sebuah video yang disampaikan dalam bahasa Inggris, Netanyahu menyebut Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney sebagai pihak yang “menghendaki Israel menyerah, membiarkan pasukan Hamas tetap eksis, dan memungkinkan mereka mengatur ulang kekuatan untuk kembali menyerang seperti pada 7 Oktober.”

“Mereka mungkin berpikir sedang mendorong perdamaian, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Mereka memberi semangat kepada Hamas untuk terus berperang,” kata Netanyahu.

Sebelumnya, dalam pernyataan bersama pada Senin lalu, ketiga pemimpin tersebut memperingatkan bahwa mereka tidak akan tinggal diam terhadap tindakan yang mereka sebut sebagai “tindakan tercela” yang dilakukan pemerintahan Netanyahu di Jalur Gaza.

Mereka juga mengisyaratkan kemungkinan mengambil “langkah konkret” jika Israel tidak segera menghentikan operasi militer dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

“Kami bertekad untuk mengakui negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara, dan siap bekerja sama dengan pihak lain guna mencapai tujuan tersebut,” tulis pernyataan bersama tersebut, mengacu pada konferensi yang akan digelar pada Juni di PBB untuk mencari konsensus global mengenai solusi dua negara.

Menanggapi hal itu, Netanyahu menuding ketiga negara tersebut memberi “harapan palsu” kepada pihak-pihak yang ingin mendirikan negara Palestina, yang menurutnya akan kembali digunakan Hamas untuk menghancurkan Israel.

Pemerintah Netanyahu saat ini menghadapi tekanan besar, baik dari dalam negeri maupun komunitas internasional, akibat berlanjutnya operasi militer di Gaza yang telah berlangsung selama 20 bulan. Blokade yang diberlakukan di wilayah itu dinilai menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah.

Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa pengepungan yang telah berlangsung selama 11 minggu telah membuat warga Gaza berada di ambang kelaparan. Wilayah yang dihuni sekitar 2,2 juta penduduk itu mengalami kesulitan akses pangan, air bersih, dan obat-obatan.

Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel terus melanjutkan operasi militernya sejak 7 Oktober 2023.

Menurut data terbaru, agresi tersebut telah menyebabkan lebih dari 175.000 warga Palestina menjadi korban tewas atau luka-luka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 11.000 orang dilaporkan hilang, dan ratusan ribu lainnya mengungsi dari tempat tinggal mereka.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular