Sunday, July 27, 2025
HomeBeritaNew York Times: Pejabat militer Israel bantah Hamas rampas bantuan PBB

New York Times: Pejabat militer Israel bantah Hamas rampas bantuan PBB

Dua perwira tinggi militer Israel mengatakan kepada The New York Times bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan Hamas telah menjarah bantuan kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza.

Pengakuan ini menggugurkan salah satu alasan utama Israel dalam memperketat pembatasan distribusi pangan ke wilayah tersebut, yang selama ini mendorong lebih dari dua juta warga Gaza ke ambang kelaparan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh dua perwira yang enggan disebutkan namanya, bersama dua pejabat Israel lain yang terlibat dalam pemantauan bantuan.

Mereka mengakui bahwa sistem distribusi bantuan yang dikelola PBB—yang selama ini kerap dikritik oleh Israel—ternyata sebagian besar efektif dalam menyediakan makanan bagi penduduk Gaza yang kelaparan dan putus asa.

“Selama hampir dua tahun, Israel menuduh Hamas mencuri bantuan,” demikian dilaporkan NYT.

Mereka juga mencatat bahwa tuduhan yang tak terbukti ini telah menjadi pembenaran atas kebijakan blokade yang memperparah krisis kemanusiaan di Gaza.

Seorang pejabat Israel kepada surat kabar tersebut menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa Hamas secara rutin mencuri dari PBB.

“Yang merupakan penyedia bantuan terbesar ke Gaza,” katanya.

Koordinator kemanusiaan PBB untuk Gaza, Georgios Petropoulos, yang berperan sebagai penghubung dengan otoritas Israel selama perang berlangsung, mengecam kampanye tuduhan yang dialamatkan pada badan-badan bantuan.

“Selama berbulan-bulan, kami dan organisasi lainnya dipermalukan dengan tuduhan bahwa Hamas mencuri dari kami,” katanya.

Laporan investigatif NYT ini menandai perubahan sikap signifikan dari pemberitaan sebelumnya, yang lebih banyak mengutip narasi resmi Israel bahwa Hamas menyabotase bantuan kemanusiaan.

Surat kabar itu sendiri selama ini menghadapi kritik atas kecenderungan berpihak pada Israel, dengan sekitar dua lusin editor dan wartawannya diketahui memiliki kaitan dengan kelompok lobi pro-Israel.

Temuan terbaru ini memperkuat pernyataan para pengamat dan lembaga kemanusiaan internasional selama berbulan-bulan. Tidak ada bukti bahwa Hamas secara sistematis mencuri bantuan internasional.

Penyelidikan AS pun tak temukan bukti

Sebelumnya pada pekan yang sama, kantor berita Reuters mengungkap hasil penyelidikan internal pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dilakukan oleh salah satu biro di bawah Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).

Hasilnya, tidak ditemukan bukti bahwa Hamas menyalahgunakan bantuan kemanusiaan dari AS di Gaza.

Penyelidikan tersebut mencakup 156 laporan kehilangan atau pencurian bantuan dari Oktober 2023 hingga Mei 2025, dan menyimpulkan bahwa tidak ada laporan yang menuduh Hamas memperoleh keuntungan dari bantuan tersebut.

Sebaliknya, sebanyak 44 kasus justru dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan pasukan Israel.

Sebelas di antaranya terjadi akibat serangan udara, sementara sisanya terjadi di jalur distribusi bantuan yang ditetapkan militer dan diketahui rawan penjarahan.

Temuan USAID ini kian memperlemah klaim Israel yang selama ini digunakan untuk membenarkan keberadaan Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

Sebuah mekanisme distribusi bantuan yang didukung Israel dan AS namun ditolak oleh PBB serta berbagai lembaga kemanusiaan karena dianggap melanggar prinsip netralitas.

PBB melaporkan bahwa lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mencoba mengakses bantuan, sebagian besar di zona distribusi GHF yang dijaga ketat oleh militer.

Sejak 2 Maret lalu, Israel kembali memperketat pengepungan terhadap Gaza dengan menutup akses bagi PBB dan mitra-mitranya untuk menyalurkan bantuan.

Kebijakan ini membuat krisis pangan memburuk hingga mendekati kelaparan massal.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 115 orang—termasuk 80 anak-anak—telah meninggal dunia akibat kelaparan sejak saat itu, dengan 15 korban di antaranya meninggal hanya dalam satu hari pada Senin lalu.

Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 59.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 142.000 lainnya mengalami luka-luka.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular