Wednesday, February 26, 2025
HomeAnalisis dan OpiniOPINI: Mengapa seorang tentara Israel cium kepala tentara al-Qassam?

OPINI: Mengapa seorang tentara Israel cium kepala tentara al-Qassam?

Oleh: Mahmoud al-Rantisi

Meskipun ini bukan pertama kalinya perlakuan baik warga Palestina terhadap tawanan tentara dan pemukim Israel terlihat. Momen ketika tentara Israel yang ditawan, Omer Shem Tov, mencium kepala para penawannya dari Brigade al-Qassam di wilayah Nuseirat—seperti yang disaksikan dunia melalui siaran langsung Al Jazeera dan saluran lain—telah menciptakan resonansi luas dan reaksi besar.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa seorang tentara Israel akan mencium kepala penawannya? Jawabannya sederhana. Ada konteks yang dimulai pada 7 Oktober dan terus berlanjut setelahnya, yang menjadikan momen ini sebagai salah satu peristiwa bersejarah yang mendokumentasikan kemenangan moral rakyat Palestina atas musuh yang melakukan genosida, seperti yang telah dikutuk oleh pengadilan internasional.

Beberapa orang mungkin melihat foto tentara Israel mencium kepala pejuang al-Qassam sebagai sesuatu yang lucu. Tetapi, gambar ini memiliki makna mendalam dalam narasi perjuangan rakyat yang dijajah melawan penjajah tanah dan tempat sucinya.

Ini adalah momen penting dalam perjalanan menuju pembebasan dan merupakan gambaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perjuangan Palestina.

Gambar ini bukanlah insiden biasa atau kejadian aneh, melainkan representasi yang sarat dengan makna moral, kecerdasan, nilai-nilai, dan indikator perubahan dalam perjuangan yang menjadi perhatian dunia.

Dimensi moral dan dampaknya

Selama 15 bulan pertempuran, perlawanan Palestina telah menunjukkan keunggulan moral yang luar biasa dalam menangani tawanan, sebagaimana dalam isu-isu lainnya.

Aspek ini sudah terlihat sejak pidato pertama Mohammed Deif saat mengumumkan Operasi Badai Al-Aqsa, di mana ia menekankan untuk tidak menargetkan anak-anak dan orang tua. Prinsip ini terus terbukti dalam berbagai peristiwa selama pertempuran.

Bahkan, beberapa pemukim Israel mengakui hal ini. Salah satunya adalah Rotem, seorang pemukim yang mengatakan bahwa para pejuang Al-Qassam meyakinkannya bahwa mereka tidak akan membunuh wanita dan anak-anak.

Perilaku moral ini memberikan manfaat politik dan militer bagi perlawanan Palestina, meningkatkan legitimasi dan penghormatan di tingkat lokal, regional, dan internasional.

Banyak pemikir dunia, termasuk Immanuel Kant, berpendapat bahwa memegang prinsip moral dalam pertempuran bukan hanya masalah etika, tetapi juga kebutuhan strategis yang dapat membantu mencapai kemenangan.

Selain itu, Brigade al-Qassam mencerminkan nilai-nilai masyarakat Palestina dan memperkuat citra positif rakyatnya melalui perilaku ini.

Dampaknya diperkirakan akan meningkatkan dukungan internasional dan mematahkan isolasi yang coba diterapkan oleh penjajah dengan kekuatan.

Ada manfaat lain yang diperoleh perlawanan, di antaranya:

Perlakuan baik yang membantah propaganda Israel

Komentar tentara tawanan Omer Shem Tov dan rekannya, yang berterima kasih kepada al-Qassam atas perlakuan baik selama penawanan, telah memperlihatkan kenyataan yang berlawanan dengan propaganda negatif Israel.

Israel selama ini menyebarkan video yang dimaksudkan untuk memengaruhi para pemimpin dunia. Termasuk presiden Amerika Serikat (AS), seperti Donald Trump dan Joe Biden, agar percaya bahwa para tawanan Israel diperlakukan dengan buruk di Gaza.

Namun, kenyataan yang diungkapkan oleh para tawanan sendiri, serta video yang dirilis oleh al-Qassam, telah menghambat upaya propaganda ini.

Salah satu contoh propaganda Israel adalah pernyataan Gilad Erdan, mantan duta besar Israel untuk PBB dan AS, yang menyamakan Palestina dengan Nazi di platform X.

“Di Gaza, tidak ada seorang pun yang menyelamatkan sandera, berbeda dengan Jerman Nazi,” klaimnya.

Meskipun klaim ini tidak masuk akal bagi siapa pun yang memahami situasi Palestina, Israel tetap mempromosikan narasi palsu ini.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, upaya propaganda Israel semakin gagal, bahkan di dalam komunitas Israel sendiri.

Misalnya, sebuah survei yang diterbitkan oleh Jerusalem Post pada Februari 2024 menunjukkan bahwa 50% warga Israel tidak melihat kesamaan antara Hamas dan Nazi.

Menjaga isu tawanan tetap relevan

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berusaha mengabaikan isu tawanan dan meredam tekanan dari keluarga tawanan.

Namun, Brigade Al-Qassam terus merilis video tawanan untuk menjaga isu ini tetap hidup dan meningkatkan tekanan pada pemerintah Israel.

Bahkan, keluarga tawanan Israel telah meningkatkan kritik terhadap Netanyahu, dengan menyatakan bahwa Donald Trump lebih peduli terhadap nasib tawanan Israel dibandingkan Netanyahu sendiri.

Otoritas keamanan Israel juga diduga menekan keluarga tawanan agar meminta media Israel tidak menayangkan gambar anak-anak mereka.

Ini bukan demi privasi tawanan, melainkan untuk mengurangi tekanan publik terhadap pemerintah Netanyahu.

Kecerdasan dan kreativitas perlawanan

Selain keunggulan moral, kecerdasan dan kreativitas perlawanan Palestina dalam mengelola isu tawanan juga memainkan peran penting.

Misalnya, video yang menunjukkan dua tawanan Israel menyaksikan rekan-rekan mereka dibebaskan dan mendesak pemerintah Israel untuk melanjutkan pertukaran tawanan, mencerminkan strategi komunikasi yang cerdas.

Video tersebut tidak hanya mengejutkan Israel, tetapi juga menyampaikan pesan yang jelas tentang kekuatan perlawanan dan komitmennya untuk mempertahankan hak-hak Palestina.

Pada akhirnya, gambar-gambar yang tertanam dalam memori kolektif dunia—mulai dari tentara Israel yang diseret dari tanknya pada 7 Oktober hingga momen pertukaran tawanan—bukanlah insiden sepele.

Ini adalah ekspresi nyata dari perubahan signifikan yang akan memengaruhi semua pihak yang terlibat, termasuk komunitas perlawanan dan masyarakat Israel sendiri.

*Mahmoud Al-Rantisi adalah seorang peneliti di Yayasan SETA. Ia meraih gelar doktor dalam bidang Hubungan Internasional dari Universitas Gazi di Ankara dan merupakan editor Ruya Turkiyye yang diterbitkan oleh SETA dalam bahasa Arab. Tulisannya ini diambil dari Aljazeera.net dengan judul asli “Limādzā Qobbala Jundī ‘Isrāilliyyīn Ra’sa Jundī min al-Qassām?”.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular