Tuesday, May 6, 2025
HomeBeritaOrganisasi HAM ungkap perwira Israel pembunuh Hind Rajab

Organisasi HAM ungkap perwira Israel pembunuh Hind Rajab

Sebuah organisasi hak asasi manusia mengungkap identitas perwira militer Israel yang diduga bertanggung jawab atas kematian Hind Rajab, seorang anak Palestina, serta keluarganya dan dua tenaga medis yang mencoba menyelamatkan mereka di lingkungan Tel al-Hawa, Kota Gaza, pada 29 Januari 2024.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu (3/5/2025), Hind Rajab Foundation — lembaga swadaya masyarakat independen yang berbasis di Brussels — menyebutkan nama perwira tersebut: Letnan Kolonel Beni Aharon, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade Lapis Baja 401 Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Organisasi tersebut menyatakan, identifikasi dilakukan melalui penyelidikan yang berlangsung lebih dari satu tahun. Mereka juga mengonfirmasi telah mengidentifikasi para prajurit, komandan lapangan, dan petugas operasional dari brigade tersebut yang terlibat dalam serangan di bawah komando Aharon.

“Lembaga kami telah mengajukan pengaduan kejahatan perang kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Letkol Beni Aharon,” demikian pernyataan resmi organisasi tersebut.

Mereka juga mengungkap sedang menyiapkan pengaduan hukum tambahan terhadap perwira lainnya dalam batalion tersebut.

Hind Rajab Foundation merupakan cabang hukum dan hak asasi manusia dari Gerakan 30 Maret yang didirikan untuk mengenang Hind Rajab.

Lembaga ini berfokus pada upaya hukum terhadap tentara Israel yang dituduh melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina.

Sementara itu, operasi militer Israel di Jalur Gaza yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat terus berlanjut melalui darat, laut, dan udara sejak 7 Oktober 2023.

Hingga kini, lebih dari 170.000 warga Palestina dilaporkan tewas atau terluka, dengan banyak lainnya masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular