Friday, May 9, 2025
HomeBeritaOxfam: Gaza di ambang bencana kemanusiaan dan kelaparan massal

Oxfam: Gaza di ambang bencana kemanusiaan dan kelaparan massal

Organisasi kemanusiaan internasional Oxfam, Rabu (8/5/2025), melontarkan seruan mendesak untuk segera menghentikan serangan militer di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Oxfam memperingatkan bahwa warga Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang memburuk dan risiko kelaparan massal di tengah blokade dan agresi Israel yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

“Agresi yang terus berlangsung telah menyebabkan kehancuran besar-besaran pada sektor pertanian dan produksi pangan,” ungkap Oxfam dalam pernyataan resminya.

Organisasi asal Inggris itu menambahkan bahwa seluruh kawasan permukiman di Gaza telah berubah menjadi puing-puing.

“Sementara warga sipil tidak memiliki tempat aman untuk berlindung,” imbuhnya.

Oxfam menyebut tingkat kerawanan pangan yang dihadapi penduduk Gaza saat ini berkisar antara kategori krisis, darurat, hingga bencana kelaparan.

Kondisi ini, menurut Oxfam, merupakan dampak langsung dari kegagalan Israel menjamin akses penuh dan aman bagi bantuan kemanusiaan untuk mencapai warga sipil.

Situasi yang disebut Oxfam sebagai tidak dapat dipertahankan itu memerlukan tindakan segera.

“Diperlukan gencatan senjata segera untuk menghentikan meningkatnya korban jiwa, dan membuka akses total bagi bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga yang terperangkap,” tulis pernyataan tersebut.

Peringatan dari Oxfam ini sejalan dengan temuan lembaga-lembaga PBB, yang menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen populasi di Gaza kini berada dalam kondisi sangat tidak aman secara pangan.

Selain itu, infrastruktur kesehatan dan layanan dasar nyaris lumpuh total akibat serangan yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan tanpa henti.

Dalam laporan terpisah, organisasi Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas) menyatakan bahwa warga Palestina kini dibunuh dan dilukai secara massal. Sementara pasukan Israel meningkatkan serangan di seluruh penjuru Jalur Gaza.

Organisasi medis itu menyoroti ketiadaan akuntabilitas yang mencolok dalam konflik ini, yang menyebabkan korban terus berjatuhan setiap hari.

Mereka juga menyatakan mengalami kekurangan akut pasokan medis dan bahan bakar untuk menjalankan layanan darurat.

Sejak 2 Maret 2025, tidak ada bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh otoritas Israel, menyebabkan respons kemanusiaan menjadi sangat terbatas.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular