Sunday, April 20, 2025
HomeBeritaPakar militer: Dua serangan di Gaza tunjukkan efektivitas perlawanan Palestina

Pakar militer: Dua serangan di Gaza tunjukkan efektivitas perlawanan Palestina

Dua serangan terbaru yang dilancarkan kelompok perlawanan Palestina terhadap pasukan Israel di Jalur Gaza dinilai menunjukkan tetap tingginya efektivitas dan kesiapan faksi-faksi perlawanan, bahkan di wilayah-wilayah yang kini berada di bawah kendali militer Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh analis militer asal Yordania, Mayor Jenderal Purnawirawan Fayez Al-Duwairi, menyusul dua operasi signifikan yang terjadi di kawasan Beit Hanoun dan Hayy At-Tuffah (Lingkungan At-Tuffah), Gaza bagian timur.

Militer Israel sebelumnya mengumumkan pada Sabtu (19/4/2025) bahwa satu prajurit tewas dan lima lainnya terluka, sebagian dalam kondisi kritis, akibat serangan terhadap kendaraan militer mereka di Beit Hanoun, Gaza Utara.

Media Israel menyebut serangan tersebut menargetkan pasukan evakuasi yang merespons insiden awal, mengakibatkan korban jiwa di kalangan tentara.

Sementara itu, Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan telah berhasil melancarkan serangan terencana terhadap satuan militer Israel yang menyusup ke kawasan Jabal Al-Sourani, timur Hayy At-Tuffah di Kota Gaza.

Serangan tersebut dilaporkan menimbulkan korban tewas dan luka-luka di pihak Israel.

Efektivitas perlawanan

Dalam analisisnya, Al-Duwairi menyoroti bahwa wilayah Beit Hanoun tempat insiden terjadi termasuk zona penyangga (buffer zone) yang telah dikuasai penuh oleh militer Israel sejak awal agresi darat dimulai sekitar 18 bulan lalu.

Menurutnya, fakta bahwa para pejuang berhasil keluar dari sebuah terowongan di area yang sebelumnya dinyatakan “aman” oleh militer Israel, menandakan adanya kekeliruan dalam asumsi keamanan Israel.

Ia menduga bahwa pasukan Israel memasuki bagian utama dari jaringan terowongan tersebut sebelumnya dan menganggapnya tidak aktif.

Namun, para pejuang Al-Qassam kemungkinan besar menggunakan jalur samping atau cabang terowongan yang tidak terdeteksi.

“Ini menunjukkan bahwa unit perlawanan di Beit Hanoun masih aktif dan memiliki kemampuan operasional yang signifikan meski berada di bawah pengawasan penuh musuh,” ujar Al-Duwairi.

Terkait operasi di Hayy At-Tuffah, Al-Duwairi menjelaskan bahwa lokasi tersebut juga berada di bawah kontrol tembakan Israel.

Namun, pasukan Israel tetap menjadi sasaran langsung ketika mencoba melakukan penetrasi.

Akun-akun Palestina di platform X melaporkan bahwa pejuang Palestina meledakkan sebuah tank Israel dengan alat peledak improvisasi.

Kemudian menyerangnya kembali menggunakan rudal berpemandu di wilayah timur Kota Gaza.

Menurut Al-Duwairi, dua operasi ini menandai babak baru dalam taktik perlawanan sejak intensitas pertempuran meningkat kembali lebih dari sebulan terakhir.

“Sebelumnya, serangan terhadap kendaraan militer Israel masih terjadi, tetapi tidak dengan metode dan dampak sebesar ini,” katanya.

Serangan ini, tambahnya, mencerminkan adaptasi taktis dan ketahanan tinggi dari kelompok perlawanan yang beroperasi di bawah tekanan ekstrem di Gaza.

Israel terus melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Akibatnya, lebih dari 165.000 warga Palestina gugur atau terluka, serta lebih dari 11.000 lainnya dinyatakan hilang.

Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan, di tengah kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular