perlawanan

Perlawanan Tembaki Kendaraan Pasukan Israel di Barat Jenin

GAZA MEDIA, JENIN – Para pejuang perlawanan Palestina menembaki kendaraan pasukan pendudukan Israel di dekat gerbang “Al-Badeed” di desa Al-Arqa, sebelah barat Jenin, wilayah utara Tepi Barat, Senin (10/1/) malam.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa para pejuang perlawanan Palestina menembaki kendaraan tentara pendudukan Israel saat melintas di dekat desa Al-Arqa. Sudah beberapa kali terjadi penembakan di desa al-Arqa dan sekitarnya terhadap pasukan pendudukan Israel yang menyerbu daerah tersebut, seperti dikutip dari Palinfo, Selasa, (11/1).

Di pusat-pusat konsentrasi permukiman Israel di Tepi Barat dan al-Quds mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah serangan pelemparan batu terhadap kendaraan pemukim pendatang Yahudi, bertepatan dengan aksi-aksi komando yang dilakukan oleh para pemuda Palestina.

Menurut laporan tahunan yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas di Tepi Barat, selama tahun 2021 perlawanan Palestina telah meningkatkan aksi-aksinya di Tepi Barat dan al-Quds, dengan beragam cara dan medote dalam menghadapi pasukan pendudukan Israel dan pemukim pendatang Yahudi.

Menurut laporan, jumlah aksi yang berdampak mencapai 441 aksi. Dibandingkan dengan sekitar 100 aksi pada tahun 2020. Jumlah total aksi perlawanan, termasuk perlawanan rakyat, mencapai 10.850 aksi. Angka ini dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020.

Jumlah penembakan di target pendudukan Israel mencapai 191 penembakan. Angka ini mengambarkan terjadinya eskalasi signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan mengembalikan momok Intifadhah al-Aqsha.

Perlawanan meluas dalam aksi-aksi yang menarget instalasi militer pendudukan Israel, kendaraan dan tempat-tempat militer penjajah Israel, dengan menggunakan api atau molotov. Terpantau ada 112 aksi serangan, 18 aksi penghancuran kendaraan pendudukan Israel, dan 3 aksi menjatuhkan pesawat Doron.[]

Burqa, Spirit Perlawanan untuk Mempertahankan Tanah

GAZA MEDIA, NABLUS — Aksi massa bersatu warga Burqa di utara Nablus menghadapi para pemukim pendatang Yahudi yang menganggap kota itu sebagai target bagi mereka, terutama setelah tewasnya pemukim Yahudi Raziel Shevach, bukanlah yang pertama dari rangkaian konflik pahit dengan proyek koloni permukiman Israel di Tepi Barat.

Hari-hari ini, Burqa diselimuti suasana keterpaduan perjuangan menghadapi para pemukim pendatang Yahudi. Suasana yang mengekspresikan komitmen warga untuk berpegang teguh pada tanah mereka. Pernyataan-pernyataan terpadu atas nama kekuatan-kekuatan nasional dan Islam telah menjadi ekspresi yang jelas dari harmoni warga Burqa dalam menghadapi infiltrasi koloni permukiman, yang membuat mereka mampu mengekang serangan-serangan para pemukim pendatang Yahudi pada mereka dalam beberapa hari terakhir, meskipun serangan tersebut dilakukan dengan ganas.

Komite jaga malam

Kekuatan-kekuatan nasional dan Islam serta masyarakat umum mulai membentuk komite jaga malam untuk Burqa. Sementara gerakan dan serangan para pemukim pendatang Yahudi tidak memembuat takut warga karena persatuan mereka dan dalamnya keterikatan mereka pada tanah.

Pada Mei 2005, warga Burqa merayakan penarikan mundur para pemukim pendatang Yahudi dari kompleks koloni permukiman Homesh, sebagai bagian dari rencana pendudukan Israel yang mengharuskan pengosongan empat koloni permukiman Yahudi di propinsi Jenin, bertepatan dengan penarikan penjajah Israel dari Jalur Gaza. Akan tetapi kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama.

Ghassan Daghlas, seorang aktivis menentang koloni permukiman Yahudi, kepada koresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan, meskipun pendudukan Israel telah mundur dari Jabal al-Qubaybat, di mana koloni permukiman sebelumnya telah ada sejak tahun 1978, mereka menolak untuk mengizinkan warga menggunakan tanah mereka sesuai dengan kondisi sebelum koloni permukiman Yahudi didirikan.

Douglas adalah salah satu dari mereka yang menindaklanjuti masalah ini secara hokum selama periode tersebut hingga warga Burqa pada tahun 2009 dapat memperoleh keputusan dari Pengadilan Tinggi pendudukan Israel bahwa mereka memiliki hak untuk kembali ke tanah mereka seluas 1.200.000 meter persegi. Akan tetapi pendudukan Israel menolak untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Pertikaian dan pertempuran kecil yang berselang-seling antara para pemukim pendatang Yahudi di satu sisi, dengan warga Burqa, Wasilat al-Dhahr, dan kota-kota sekitarnya, di sisi lain, terus berlanjut dengan serbuan-serbuan terus-menerus para pemukim pendatang Yahudi ke tempat itu, pendirian sekolah-sekolah agama di sana dan gerakan “pemuda puncak bukit” yang aktif di daerah tersebut.

Konflik terus menerus

Ketua Dewan Desa Barqa, Jihad Salah, koresponden Pusat Informasi Palestina mengatakan bahwa penduduk Burqa membayar harga yang mahal sebagai akibat dari serangan para pemukim pendatang Yahudi. Setiap kali mereka menemukan seorang petani, penggembala, atau pejalan kaki, mereka menyerangnya dan menjadikan daerah tersebut sebagai daerah yang berbahaya, ditambah lagi dengan pergerakan tentara pendudukan Israel yang memberikan perlindungan kepada mereka.

Dia menilai bahwa para pemukim pendatang Yahudi tidak meninggalkan daerah itu sampai mereka kembali ke sana. Karena koloni permukiman yang ada di sana masih aktif dengan pergerakan para pemukim Yahudi sejak mereka menarik diri dari sana. Sementara itu permukiman tersebut merupakan koloni bagi pemukim ekstremis di daerah itu, serta menjadi titik bagi tolak mereka dan mereka terus-menerus mengeluarkan ancaman.

Warga Burqa Abdullah Omar kepada koresponden Pusat Informasi Palestina menegaskan bahwa konflik masyarakat Burqa dengan koloni permukiman Israel tidak terbatas pada Homesh saja. Daerah Masoudia juga merupakan titik konflik terus-menerus antara warga dan para pemukim pendatang Yahudi. Karena para pemukim pendatang Yahudi berusaha untuk menguasai bangunan tua Ottoman dan menyerbu bangunan tersebut secara terus-menerus. Sementara warga Burqa sengaja mengubahnya menjadi taman untuk melestarikan dan merenovsi bangunannya yang lama, yang merupakan bagian dari batu peninggalan Ottoman.

Dia menegaskan bahwa warga Burqa tidak akan menyia-nyiakan sebutir pun tanah mereka. Sedang para pemukim pendatang Yahudi, mereka yang pada akhirnya harus meninggalkan daerah itu.[]

Data: Operasi Perlawanan Meningkat Tajam Di Tepi Barat Selama 2021

GAZA MEDIA, AL-QUDS — Surat kabar Israel mengapresiasi pihak militer yang sukses menggagalkan sejumlah operasi perlawanan Palestina di Tepi Barat, ditegaskannya bahwa tahun ini operasi perlawanan meningkat tajam.

Surat kabar Mikor Rishon edisi Rabu (29/12) mengatakan, meski pihak militer patut berbangga dengan jumlah operasi yang digagalkannya selama tahun ini di Tepi Barat, namun data menunjukan peningkatan tajam jumlah operasi perlawanan akhir-akhir ini seperti dikutip dari Palinfo, Kamis (30/12).

Disebutkan pada tahun 2018 terjadi 1881 serangan lemparan batu di Tepi Barat, dan tahun 2021 meningkat menjadi 5532 serangan.

Pada tahun 2018, tercatat 2921 serangan, mencakup lemparan batu, molotov dan penembakan serta penikaman. Sementara tahun 2021 meningkat menjadi 6633 operasi serangan.

Menurut surat kabar Israel, sepanjang 4 tahun belakangan, militer Israel berbangga dengan kemampuannya menggagalkan ratusan serangan yang menarget sasaran israel, namun data menyebutkan sebaliknya, tercatat lebih dari 18 kali serangan setiap harinya di Tepi Barat.

Mengutip sumber di militer, surat kabar menyebutkan, meski terjadi peningkatan jumlah, namun langkah menggagalkannya terus berlanjut, dan banyak kesuksesan di bidang ini, serta menurunnya jumlah korban di pihak Israel.

Di tengah berlanjutnya kejahatan Israel terhadap warga Palestina dan Masjidil Aqsha, warga Palestina dan gerakan perlawanan melakukan inovasi serangan beragam, di Al-Quds dan Tepi Barat, antara operasi penabrakan, penikaman dan penembakan, dan menghindari upaya Israel yang biasanya menembak mati warga Palestina dengan dalih berupaya melakukan penabrakan atau penikaman.[]

Peringati “Al-Furqan” Hamas: Perlawanan Terus Tingkatkan Kekuatan

GAZA MEDIA, GAZA – Hamas mengatakan tak akan berpangku tangan menghadapi agresi, permukiman dan yahudisasi terhadap wilayah, warga dan tempat suci di Tepi Barat dan Al-Quds, Masjidil Aqsha, Masjid Ibrahimi dan wilayah Palestina 48, seperti dikutip dari Palinfo.

Dalam pernyataan memperingati 13 tahun pertempuran Al-Furqan, Senin (27/12), Hamas menyebutkan, “Penjajah zionis tak memahami pelajaran dengan baik pasca pertempuran Saif Al-Quds, perlawanan terus berlanjut meningkatkan kekuatannya, dan ujungnya bukan latihan pilar yang kokoh 2.”

Hamas kembali menegaskan pilihan perlawanan menyeluruh, terutama perlawanan bersenjata, dan mengobarkan Intifadah ke hadapan wajah musuh, sebagai jalan merebut hak, membebaskan wilayah dan membela bangsa dan konstitusi, membebaskan tempat suci dan para tawanan, yang mampu mengusir penjajah, membungkam agresi dan menghentikan kejahatannya.

Kejahatan Israel terhadap bangsa Palestina, wilayah dan tempat sucinya tidak gugur dengan berlalunya waktu, pelakunya akan dihukum sebagai penjahat perang, meski membutuhkan masa yang panjang maupun pendek, memori bangsa Palestina tetap hidup, tidak akan lupa dan tidak termaafkan, akan tetap setia pada darah para syuhada yang suci, yang telah menyirami bumi yang diberkahi ini, lanjut Hamas.

Membebaskan semua tawanan Palestina dari penjara Israel menjadi tanggung jawab nasional yang diletakan Hamas dalam prioritas perjuangannya.

Dalam konteks lain, Hamas menyebutkan bahwa blokade Gaza telah berlangsung sejak lebih dari 15 tahun, dan tidak komitmen melakukan rekonstruksi Gaza, hingga menambah penderitaan lebih dari 2 juta warga Palestina, dan meningkatkan krisis kemanusiaan dan kehidupan.

Hamas mengingatkan bahaya kondisi seperti ini, dan menyerukan kepada segenap bangsa Arab dan umat Islam untuk bergerak membantu mengakhiri blokade zalim ini.

Hari Senin ini bertepatan dengan 13 tahun agresi Israel ke Gaza, sepanjang 23 hari, melakukan gempuran udara, darat dan laut, menyerang warga sipil.[]

Perlawanan Palestina Sangat Siap Menghadapi Israel

GAZA MEDIA, GAZA – Para politisi Palestina menegaskan bahwa perlawanan Palestina telah menjadi lebih tangguh dan lebih kuat untuk melawan pendudukan Israel, menghadapi rencana-rencananya, dan menghadang agresinya yang terjadi berulang-ulang.

Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Abdel Latif al-Qanu’, mengatakan, “Perlawanan Palestina di Jalur Gaza siap untuk mencegah kemungkinan agresi terhadap Jalur Gaza.”

Dia mengatakan bahwa pasukan perlawanan Palestina, yang dipimpin oleh Brigade al-Qassam, mengirim pesan kepada rakyat Palestina dan kepada orang-orang bebas di dunia melalui manuver “Pilar Ekstrim 2”, bahwa mereka baik-baik saja, lebih kuat dan lebih bertekad untuk membela rakyat Palestina, dan untuk mengambil hak-hak mereka yang dirampas.

Dia menjelaskan bahwa perlawanan “telah menggagalkan rencana-rencana dan tujuan-tujuan pendudukan Israel yang diinginkan dalam perangnya di Jalur Gaza, mulai dari Pertempuran Al-Furqan hingga hari ini.”

Dia menambahkan, “Perlawanan bergantung pada basis rakyat yang besar dan pada keputusan nasional terpadu untuk mengelola pertempuran melawan pendudukan Israel.”

Pemimpin Gerakan Jihad Islam, Jamil Mezher, menekankan bahwa “perlawanan Palestina mampu mematahkan pamor tentara Israel dan membuatnya bertekuk lutut di hadapan kemauan dan ketabahan rakyat Palestina dan pasukan perlawanannya.”

Mezher memperingatkan bahwa “kriminalitas pendudukan Israel, yang menghancurkan ratusan rumah, lembaga, masjid, sekolah dan rumah sakit, gagal mencapai tujuan yang diinginkan.”

Pada gilirannya, juru bicara Gerakan al-Ahrar, Yasser Khalaf, mengatakan bahwa Pertempuran Al-Furqan “telah menjadi tonggak penting dalam sejarah konflik dengan pendudukan Israel. pertempuran tersebut adalah awal yang sebenarnya dan nyata dari kemenangan perlawanan atas pendudukan Israel, yang gagal mewujudkan tujuannya.”

Khalaf menegaskan bahwa “pilihan perlawanan dalam segala bentuknya, terutama perlawanan bersenjata, adalah pilihan strategis rakyat Palestina untuk mewujudkan aspirasi untuk mengalahkan pendudukan Israel.”

Dia menegaskan, “Perlawanan adalah hak yang sah, tidak ada yang akan berhasil memberantasnya, atau menyerang inkubator rakyat yang melindunginya. Setiap pertempuran meningkatkan keteguhan, kemauan, ketabahan, dan kepatuhan rakyat terhadap perlawanan.”

Hari-hari ini rakyat Palestina memperingati 13 tahun agresi Israel di Jalur Gaza yang mulai dilancarkan pada 27 Desember 2008, yang disebut oleh perlawanan sebagai “Pertempuran Al-Furqan” untuk menghadang serangan dan melancarkan pemboman terhadap permukiman-permukiman Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza.

seikitnya 1440 warga Palestina gugur dalam pertempuran ini, termasuk 400 polisi Palestina, Menteri Dalam Negeri dan Anggota Dewan Legislatif Saeed Siyam, pemimpin Hamas Sheikh Nizar Rayan dan sejumlah pemimpin dinas keamanan Palestina lainnya turut gugur dalam agresi Zionis tersebut.[]

Fadiya Al-Bargutsi Seru Otoritas Bebaskan Para Pejuang Perlawanan

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Caleg Fadiya Al-Bargutsi menyerukan kepada aparat kemanan otoritas, agar menghentsikan penangkapan para pejuang perlawanan di Tepi Barat, supaya mereka dapat menghadapi dan melindungi warga Palestina dari kejahatan zionis.

Arogansi zionis ironisnya tak mendapat respon dari otoritas Palestina, dan lebih memilih supaya setiap desa melindungi wilayahnya, dan memburu para demonstran dan membubarkan rombongans yang menyambut para tawanan atau mengantar pemakaman para syuhada, seperti dikutip dari Palinfo.

Kami berharap sekiranya aparat otoritas melindungi keamanan para wanita Palestina dan rumah-rumah mereka, dan menghadapi arogansi zionis, atau menghentikan kejahatanya terhadap pejuang perlawanan, agar mereka melindungi rakyat, ungkap Fadiya.

Disebutkan bahwa pembunuhan terhadap lansia Ghadir Masalimah, yang ditabrak pemukim yahudi, menjadi bukti meningkatnya serangan dan kejahatan kelompok yahudi terhadap warga Palestina.

Di saat yang sama, aparat keamanan otoritas kerap menyelamatkan pemukim yahudi dan mengembalikan mereka dengan selamat.

Fadiya menyebutkan, sejak 16 desember desa Barqah di Nablus menjadi sasaran serangan kelompok zionis berkelanjutan.

Fadiya mengingatkan bahwa saat terjadi Intifadah, para pemukim yahudi meninggalkan permukiman mereka, dan tidak berani menetap kecuali dengan perlindungan pasukan Israel. Hal itu disebabkan operasi perlawanan bersenjata.[]

Abu Kwik: Perlawanan Siap Respon Kejahatan Zionis Di Tepi Barat

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Tokoh Hamas di Tepi Barat Husain Abu Kwik menegaskan, perlawanan Palestina siap merespon infiltrasi dan eskalasi kejahatan kelompok yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat terjajah, seperti dikutip dari Palinfo.

Abu Kwik menegaskan, bangsa Palestina tidak akan berpangku tangan melihat kejahatan zionis yang didukung pasukan Israel, kasus terbaru yaitu penabrakan terhadap lansia Ghadir Masalamah oleh pemukim yahudi dekat Sanjals, Ramallah Utara.

Kejahatan yang ditujukan untuk membunuh warga sipil, anak-anak dan para wanita, menjadi bukti nyata terorismes yahudi yang didukung penjajah Israel.

Dibalik kejahatan ini, penjajah mendorong warga untuk menyerah dan tidak melakukan perlawanan, serta tunduk pada tindakan represif, penyitaan lahan dan pembangunan permukiman yahudi.

Abu Kwik menuntut pihak otoritas Palestina untuk membela bangsa dan menghadapi arogansi kelompok zionis.

Selain itu, segenap warga diminta membentuk komite perlindungan warga, guna mendukung kota dan desa Palestina yang menjadi incarans kejahatan zionis.

Tokoh Hamas ini menyerukan pihak internasional untuk mengambil peran menghentikan kejahatan penjajah zionis yang terus berlanjut.[]