Monday, August 18, 2025
HomeBeritaPakar militer: Pejuang Gaza masih mampu bertempur sengit, Zamir siapkan taktik pengepungan

Pakar militer: Pejuang Gaza masih mampu bertempur sengit, Zamir siapkan taktik pengepungan

Perlawanan Palestina masih menunjukkan kemampuan bertempur dalam kondisi tersulit sekalipun.

Hal itu ditegaskan analis militer dan strategi, Kolonel Hatim Karim al-Falahi, setelah Brigade al-Qassam—sayap militer Hamas—menyiarkan rekaman serangan terhadap kendaraan lapis baja Israel di Khan Younis dan Jalur Salahuddin, selatan Gaza.

Menurut al-Falahi, operasi itu berlangsung di lingkungan yang sangat kompleks, tepat pada saat pasukan Israel berusaha menembus kawasan al-Mawasi, bagian barat Khan Younis, yang selama ini menjadi ajang pertempuran sengit.

Ia memperkirakan masih banyak pertempuran lain yang tidak terekam kamera akibat terputusnya jaringan komunikasi di lapangan.

“Militer Israel sengaja meratakan blok-blok permukiman karena sadar bahwa pertempuran di lingkungan padat penduduk sangat berisiko. Kendaraan lapis baja tidak bisa bermanuver leluasa di kawasan perkotaan, di mana pejuang perlawanan dengan mudah bergerak, bersembunyi, dan menanam bahan peledak di bawah tank atau kendaraan,” ujar al-Falahi.

Rekaman yang ditampilkan al-Qassam, lanjutnya, menunjukkan pertempuran berlangsung dalam jarak yang sangat dekat.

Perlawanan, menurutnya, telah beradaptasi sejak awal perang, dengan mendistribusikan pasukan dan posisi mereka secara cermat di seluruh wilayah Gaza.

“Ada area yang hingga kini belum dimasuki militer Israel,” katanya.

Al-Falahi juga menilai pasukan Israel akan kesulitan kembali bertempur di Kota Gaza. Infrastruktur masih ada, dan jaringan terowongan tetap berfungsi.

“Jika operasi baru digelar, medan tempurnya akan sangat berat bagi Israel,” ujarnya.

Rencana pengepungan

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Eyal Zamir, mengumumkan dimulainya fase berikut dari operasi “Arubat Gideon”.

Langkah itu menyusul persetujuan kabinet keamanan Israel atas rencana menguasai Kota Gaza dan kamp-kamp pengungsi sekitarnya.

Menurut al-Falahi, strategi Israel kini adalah mengepung Kota Gaza untuk meminimalkan kerugian pasukan, lalu melakukan operasi terbatas jika tawanan Israel memang berada di dalam kota.

“Rencananya sudah disiapkan secara matang dan akan segera dieksekusi,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintahan Benjamin Netanyahu bersama sayap kanan ultranasionalis mendorong penggunaan kekuatan api dalam skala besar, dengan menyerang Gaza City dan wilayah tengah dari berbagai arah sekaligus.

Terkait gelombang serangan udara dan penghancuran gedung-gedung di Distrik Zaitun, al-Falahi menilai Israel bersembunyi di balik klaim bahwa kawasan itu menjadi infrastruktur perlawanan.

Padahal, katanya, penghancuran sistematis bangunan merupakan bagian dari strategi pengusiran paksa yang dijalankan sejak awal perang.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular