Koordinator PBB untuk Aksi Kemanusiaan di Sudan, Clementine Salami, mengeluarkan peringatan bahwa krisis kemanusiaan di negara itu telah mencapai dimensi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negeri itu.
Demikian laporan Aljazeera Arabic pada Jumat (3/1).
Dalam pernyataan persnya, Salami menyebut lebih dari separuh populasi Sudan memerlukan bantuan kemanusiaan dan perlindungan mendesak, termasuk 16 juta anak-anak.
Ia menyoroti bahwa kerawanan pangan akut di Sudan telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di wilayah Darfur, ibu kota Khartoum, dan Kordofan.
“Setelah lebih dari 20 bulan konflik antara militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat, Sudan kini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia,” ungkap Salami.
Ia menyerukan kepada semua pihak yang bertikai untuk memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan serta menjamin perlindungan terhadap operasi kemanusiaan dan pekerja bantuan di lapangan.
638.000 Warga Terancam Kelaparan
Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Sudan, Tom Perillo, menyatakan bahwa sebanyak 638.000 orang di Sudan kini menghadapi ancaman kelaparan. Melalui akun di platform X, ia mengungkapkan lebih dari 30 juta warga Sudan membutuhkan bantuan kemanusiaan, yang ia kaitkan dengan aksi Pasukan Dukungan Cepat dan militer Sudan.
“Rakyat Sudan membutuhkan penghentian pertempuran dan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dari semua pihak yang bertikai,” tegasnya. Perillo juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan kesadaran akan tingkat keparahan krisis ini.
Pemerintah Sudan Bantah Ancaman Kelaparan
Di sisi lain, pemimpin Dewan Kedaulatan sekaligus Panglima Angkatan Darat Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, dalam pidatonya memperingati 69 tahun kemerdekaan Sudan, membantah klaim adanya kelaparan di negara tersebut. Ia menyebut laporan tersebut sebagai “fitnah” yang bertujuan untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Sudan.
Kementerian Luar Negeri Sudan sebelumnya juga menolak laporan tersebut, dengan menyatakan bahwa tuduhan tentang kelaparan adalah upaya untuk mencampuri urusan internal negara.
Produksi Pangan Lokal
Dalam perkembangan terkait, Kementerian Pertanian Sudan memperkirakan produksi biji-bijian musim panen saat ini akan mencapai sekitar 7 juta ton. Angka ini dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional yang diperkirakan antara 4 hingga 5 juta ton per tahun.
Bijian seperti jagung dan millet tetap menjadi makanan pokok utama bagi rakyat Sudan, meski konflik dan ketidakstabilan terus menjadi ancaman besar bagi rantai pasokan pangan di negara itu.
Baca juga: Lebanon cegah diplomat Iran masuk negaranya
Baca juga: Profil dokter Husam Abu Safiya, simbol keberanian dan pengorbanan Gaza