Friday, July 18, 2025
HomeBeritaPejabat Suriah: Serangan Israel hambat penyelidikan senjata kimia

Pejabat Suriah: Serangan Israel hambat penyelidikan senjata kimia

Serangan udara Israel yang menghantam ibu kota Suriah, Damaskus, dinilai mengganggu upaya internasional untuk menemukan sisa-sisa persenjataan kimia peninggalan rezim Bashar al-Assad.

Hal itu disampaikan oleh pejabat Kementerian Luar Negeri Suriah, Kamis (17/7/2025).

Ibrahim Al-Alabi, mengatakan bahwa kunjungan tim inspeksi dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) yang semula dijadwalkan pekan ini terpaksa ditunda akibat eskalasi keamanan.

Ia merupakan penasihat di Kementerian Luar Negeri Suriah sekaligus pejabat yang ditugaskan menangani isu senjata kimia.

“Serangan udara Israel telah menghambat persiapan yang kami lakukan. Padahal, Kementerian Pertahanan telah menyediakan infrastruktur dan pengamanan institusional yang dibutuhkan untuk menyambut para inspektur OPCW,” ujar Al-Alabi, dikutip oleh kantor berita Reuters.

Israel melancarkan serangan udara intensif ke beberapa titik strategis di Damaskus pada Rabu malam.

Sasaran utama mencakup sebagian markas Kementerian Pertahanan serta kawasan di sekitar kompleks Istana Kepresidenan.

Sejak Maret lalu, para inspektur OPCW telah mengunjungi beberapa fasilitas produksi dan penyimpanan senjata kimia yang sebelumnya tidak diumumkan kepada publik.

Kunjungan-kunjungan tersebut merupakan bagian dari misi internasional untuk memastikan penghancuran seluruh sisa stok senjata kimia ilegal yang masih tersisa dari era Assad.

Pemerintah Suriah sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk sepenuhnya memusnahkan persenjataan kimia yang dimiliki oleh rezim sebelumnya.

Hal ini sejalan dengan kesepakatan internasional dan tuntutan Dewan Keamanan PBB.

Namun dengan situasi keamanan yang terus memburuk akibat serangan-serangan Israel, pelaksanaan inspeksi menjadi semakin sulit, mempersulit pencapaian tujuan perlucutan senjata kimia secara menyeluruh di Suriah.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular