Monday, September 8, 2025
HomeBeritaPelayaran armada bantuan dari Tunisia ke Gaza tertunda

Pelayaran armada bantuan dari Tunisia ke Gaza tertunda

Armada bantuan kemanusiaan yang direncanakan berangkat dari Tunisia menuju Jalur Gaza, Minggu (7/9/2025), tertunda pelayarannya.

Penundaan itu diumumkan sehari sebelumnya oleh pihak penyelenggara, yang menyebut “alasan teknis dan logistik di luar kendali mereka” sebagai penyebab utama.

Dalam pernyataannya, Panitia Armada Keteguhan Global menegaskan bahwa keberangkatan ditunda hingga Rabu (10/9/2025).

Penundaan semacam ini bukan yang pertama. Sebelumnya, rencana keberangkatan juga sempat diundur akibat buruknya kondisi cuaca di kawasan Mediterania.

Armada tersebut membawa bantuan kemanusiaan sekaligus menampung sejumlah aktivis internasional yang menyatakan solidaritas kepada rakyat Palestina.

Nantinya, rombongan kapal dari Tunisia akan bergabung dengan armada lain yang berangkat dari Spanyol dan Italia.

Kehadiran mereka diharapkan membuka jalur kemanusiaan menuju Gaza, yang hingga kini masih terkungkung blokade militer Israel.

Menurut rencana, armada diperkirakan tiba di perairan Gaza pertengahan September ini.

Upaya tersebut muncul setelah Israel pada Juni dan Juli lalu menggagalkan 2 kali percobaan serupa yang dilakukan para aktivis untuk menyalurkan bantuan melalui laut.

Armada terbaru ini melibatkan puluhan kapal dan ratusan sukarelawan dari 44 negara.

Inisiatif tersebut merupakan gabungan dari jaringan internasional, seperti Freedom Flotilla Coalition, Gerakan Global untuk Gaza, Konvoi Keteguhan, serta organisasi asal Malaysia, Nusantara Resilience.

Sejumlah tokoh publik dan figur internasional ikut serta, di antaranya aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, aktor Spanyol Eduard Fernández, serta mantan Wali Kota Barcelona, Ada Colau.

Beberapa anggota parlemen Eropa pun tercatat berada dalam rombongan.

Konteks kemanusiaan di balik upaya ini kian mendesak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 22 Agustus lalu, telah menyatakan kondisi kelaparan di Gaza sebagai “bencana kelaparan massal”.

Diperkirakan, sedikitnya 500.000 penduduk di wilayah itu hidup dalam situasi yang disebut badan dunia tersebut sebagai “katastrofik”.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular