Birmingham, Inggris
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengumumkan Inggris akan mengakhiri penangguhan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA). Demikian laporan Anadolu Agency pada Jumat, (19/7).
Dalam pernyataannya kepada parlemen, bantuan kemanusiaan adalah keharusan moral di tengah bencana untuk memastikan dukungan Inggris diterima warga sipil.
“UNRWA sangat penting dalam upaya ini. Tidak ada badan lain yang dapat memberikan bantuan ke Gaza dalam skala yang dibutuhkan,” kata Lammy.
Pada Januari, Inggris bersama negara donor lain termasuk Uni Eropa dan AS menghentikan pendanaan untuk UNRWA, mengikuti tuduhan Israel bahwa beberapa staf UNRWA terlibat serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Tuduhan Israel tidak pernah terbukti secara hukum.
Baca juga: Diplomat senior UE tolak upaya labeli UNRWA organisasi teroris
Baca juga: AS dan sekutu tangguhkan pendanaan UNRWA, disebut balasan putusan ICJ
Pengumuman ini menyelaraskan Inggris dengan mitra seperti Jerman, Uni Eropa, Swedia, Jepang, Prancis, dan donor lainnya.
Kata Lammy, Inggris akan melepas dana £21 juta (439,9 miliar rupiah) untuk mendukung pekerjaan penyelamatan di Gaza dan penyediaan layanan dasar di wilayah tersebut.
Sementara itu, Menteri Pembangunan Anneliese Dodds juga dijadwalkan bertemu dengan Komisaris Jenderal UNRWA, Lazzarini, pada Jumat untuk membahas bagaimana pendanaan tersebut akan mendukung pekerjaan UNRWA.
Dodds juga mengutuk pembunuhan hampir 200 pekerja UNRWA dalam konflik tersebut.
Dodds mengatakan situasi di Gaza “tidak tertahankan dan tidak dapat diterima, dan tindakan mendesak diperlukan untuk meringankan penderitaan warga sipil di sana.”
“UNRWA adalah satu-satunya badan yang dapat memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dalam skala yang dibutuhkan. Namun, badan ini hanya dapat beroperasi secara efektif jika memiliki akses ke seluruh Gaza dan staf UNRWA aman untuk bekerja di sana,” tambahnya.