Saturday, February 22, 2025
HomeBeritaPenjajah Israel serbu penjara Ofer dan serang tahanan Palestina

Penjajah Israel serbu penjara Ofer dan serang tahanan Palestina

Pasukan penjajah Israel menyerbu sel-sel tahanan di Penjara Ofer, yang terletak di barat Ramallah, pada hari Minggu.

Menurut sumber Al Jazeera, mereka menyerang tahanan Palestina, sementara otoritas penjara Israel mengklaim bahwa para tahanan telah mengganggu ketertiban dan mengetuk pintu sel.

“Unit penindas dari administrasi penjara penjajah menyerbu salah satu bagian di Penjara Ofer dan menyerang para tahanan dengan pemukulan dan gas beracun,” menurut Kantor Informasi Tahanan yang berafiliasi dengan Hamas.

Kantor tersebut menyatakan kepada Al Jazeera bahwa laporan mengenai kekejaman sipir Israel terhadap tahanan Palestina yang tidak bersenjata sangat mengkhawatirkan.

Layanan Penjara Israel, juga menyatakan hal sama dalam pernyataannya. Tahanan keamanan di Penjara Ofer mengetuk pintu dan mengganggu ketertiban.

“Pasukan khusus penjara menggunakan tindakan yang diperlukan dan menyerbu sel tahanan. Kejadian ini masih berlangsung,” katanya.

Sementara itu, koresponden Al Jazeera di Palestina, Najwan Samri, menyebut bahwa serangan terhadap Penjara Ofer dapat memperburuk ketegangan, terutama terkait negosiasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Samri juga menyoroti kondisi tahanan Palestina yang dibebaskan. Banyak di antara mereka harus dilarikan ke rumah sakit akibat kebrutalan sistemik yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap mereka.

Samri menambahkan bahwa serangan terhadap tahanan Palestina adalah hal yang berulang.

Ia juga mengingatkan bahwa Menteri Keamanan Nasional Israel yang telah mengundurkan diri, Itamar Ben Gvir, secara terbuka mengawasi dan membanggakan aksi kekerasan terhadap tahanan Palestina, terutama pasca 7 Oktober 2023.

Selain itu, otoritas penjajah membuka bagian baru dalam salah satu penjara Israel untuk menampung tahanan dari Hamas yang dianggap paling berpengaruh.

Upaya yang buruk

Hamas mengecam serangan terhadap tahanan Palestina di Penjara Ofer, sebagai tindakan kriminal brutal.

“Yang mencerminkan sifat fasis dan teroris dari entitas penjajah ini,” katanya.

Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan bahwa serangan ini merupakan upaya yang menyedihkan.

“Adalah upaya sia-sia untuk memulihkan wibawa Israel yang telah runtuh oleh perlawanan dan rakyat Palestina yang heroik,” lanjutnya.

Hamas juga menyerukan agar kejahatan ini diungkap ke dunia internasional. Mengingat tindakan ini termasuk dalam kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina, serta melanggar semua hukum dan norma internasional.

Selain itu, Hamas meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan organisasi kemanusiaan untuk segera bertindak.

Mereka menuntut untuk melindungi tahanan Palestina di penjara Israel, serta mendokumentasikan dan mengadili para pemimpin penjajah atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan.

Komisi Urusan Tahanan dan Klub Tahanan Palestina menyatakan bahwa administrasi Penjara Ofer bertanggung jawab penuh atas kehidupan dan nasib ribuan tahanan Palestina yang ditahan di sana.

Pada hari Sabtu, tahanan Palestina yang baru dibebaskan membakar pakaian putih yang dipaksa mereka kenakan sebelum dibebaskan.

Pakaian tersebut bertuliskan bintang Daud dan logo Layanan Penjara Israel, serta bertuliskan kalimat “Kami tidak akan lupa, kami tidak akan memaafkan” di kedua sisinya.

Penjara Ofer menjadi pusat perhatian dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, di mana banyak tahanan Palestina yang dibebaskan berasal dari penjara ini.

Para tahanan yang dibebaskan berulang kali mengungkapkan kepada Al Jazeera bahwa mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan fisik dan psikologis di dalam penjara Israel.

Banyak organisasi hak asasi manusia Palestina telah mengungkap pelanggaran berat yang terjadi di dalam Penjara Ofer.

Termasuk di dalamnya penyiksaan fisik dan mental, kelaparan, serta pengabaian medis, tanpa membedakan usia, kondisi kesehatan, atau status hukum para tahanan.

Penjara Ofer dibangun oleh Inggris selama masa mandat Inggris atas Palestina, di atas tanah milik kota Beitunia, di barat Ramallah. Awalnya, tempat ini digunakan sebagai pangkalan militer Inggris.

Setelah pendudukan Israel, tempat ini kemudian diubah menjadi kamp tahanan bagi rakyat Palestina selama Operasi Perisai Pertahanan pada tahun 2002, yaitu invasi besar-besaran Israel ke Tepi Barat.

Penjara ini tetap berada di bawah kontrol militer Israel hingga tahun 2005, sebelum akhirnya dialihkan ke administrasi Layanan Penjara Israel, yang kemudian mengganti tenda-tenda tahanan dengan bangunan permanen.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular