Pasukan pendudukan Israel dilaporkan menangkap penulis dan peneliti politik Palestina, Sari Arabi, setelah menggerebek rumahnya pada Kamis (dini hari) di Desa Rafat, sebelah utara Yerusalem Timur yang diduduki.
Sumber-sumber pers lokal menyebutkan, penangkapan Arabi terjadi dalam rangkaian operasi penggerebekan dan penahanan yang dilakukan pasukan Israel sejak dini hari di sejumlah wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Operasi tersebut menyasar sejumlah pemuda serta mantan tahanan Palestina, setelah rumah-rumah mereka didatangi, digeledah, dan isinya diacak-acak.
Sari Arabi dikenal sebagai penulis dan peneliti yang menaruh perhatian pada isu-isu politik serta pemikiran Islam.
Tulisan-tulisannya telah dipublikasikan di berbagai surat kabar, majalah, situs daring, serta lembaga riset.
Ia juga kerap tampil sebagai narasumber dalam isu-isu budaya, pemikiran, dan politik di sejumlah saluran televisi.
Selain menangkap Sari Arabi, pasukan Israel juga menahan seorang pemuda bernama Ibrahim Hourani setelah menggerebek rumahnya di Kota Qalqilya.
Di Desa Arura, sebelah utara Ramallah, pasukan pendudukan menangkap warga bernama Nasser Mufarij beserta putranya, Amr.
Dalam operasi yang sama, mantan tahanan Palestina, Taysir Khasib, kembali ditangkap setelah rumahnya digerebek.
Kantor Media Tahanan Palestina menilai rangkaian penangkapan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan penahanan Israel tidak hanya menyasar kelompok tertentu.
Akademisi, penulis, mantan tahanan, hingga kalangan muda disebut menjadi target dalam upaya sistematis untuk membungkam kesadaran publik dan pengaruh sosial di masyarakat Palestina.
Lembaga tersebut menegaskan, penangkapan sewenang-wenang yang disertai penggerebekan brutal dan pemeriksaan lapangan merupakan bentuk eskalasi berbahaya.
Kondisi ini, menurut mereka, membutuhkan langkah serius di tingkat hak asasi manusia dan media untuk mengungkap praktik-praktik pendudukan Israel serta melindungi warga sipil dari kebijakan penindasan yang berlangsung secara sistematis.


